Jejamo.com, Bandar Lampung – Kelompok Studi Kader (Kkasika) bekerja sama dengan Kementerian Kepemudaan dan Olahraga (Kemenpora) mengdakan Haul Ke-9 Gus Dur, Sabtu malam, 29/12/2018.
Hal tersebut untuk mengangkat isu tentang toleransi. Dalam acara tersebut Klasika menghadirkan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Lampung, KH. Khairuddin Tahmid.
Dalam marerinya ia mengatakan untuk melawan kelompok intoleran bukan dengan melakukan hal yang sama.
Namun harus dengan wacana yang postif dan konstruktif. Hal tersebut untuk melawan opini publik yang dibuat mereka.
“Kelompok seperti itu (intoleran) akan terus ada, tugas kita adalah membuat counter wacana yang mengedukasi masyarakat tentang keberagaman,” ujar Khairuddin Tahmid. Demikian rilis yang diterima jejamo.com hari ini.
Selain itu pemateri lain, Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bandar Lampung Padli Ramdan mendukung perkataan tersebut. Ia mengatakan, dalam sosial media orang bebas melakukan apa pun. Untuk itu kita harus menyaring semua informasi yang kita dapat.
“Perdebatan di dunia maya tidak bisa hentikan, karena semua orang bebas mengeluarkan pendapat,” ujarnya.
Penanggung jawab Program Klasika Een Riansah yang juga pengisi acara mengajak anak muda untuk tidak melakukan hal yang sama untuk melawan kelompok intoleran.
Menurutnya, kebanyakan orang merespons kelompok intoleran dengan hal yang sama. Yakni dengan mengatakan keburukan kelompok intoleran.
“Jika kita melawan dengan hal sama lalu apa bedanya kita dengan mereka,” katanya kepada para audiens.
Kegiatan ini di hadiri oleh organisasi kepemudaan di Bandar Lampung. Selain itu juga turut hadir beberapa organisasi mahasiswa.
Diskusi yang dimoderatori oleh Jurnalis duajurai.co Umar Robani ini diakhiri dengan foto bersama para hadirin dan pemateri. []