Jejamo.com, Kota Metro – Proyek pelebaran Jalan Tengger Kelurahan Yosorejo Metro Timur, Kota Metro, tepatnya di depan SMP Xaverius Metro diduga tidak memenuhi standar operasional (SOP) dan spesifikasi. Di mana pengerjaan pengerukan dan pengecoran semen tidak menggunakan alat berat.
Selain itu, pengerjaan yang sebagian besar dilakukan tenaga manusia tersebut tidak menuai hasil yang maksimal. Terlihat dari hasil pengerjaan yang terdapat retakan di beberapa titik.
Hal tersebut dipersoalkan Ajis (28), warga setempat yang menjelaskan bahwa pengerjaan pelebaran di Jalan Tengger berlangsung hampir satu bulan karena tidak melibatkan alat berat.
“Hasil kerjanya ya begitu, sudah mulai ada yang retak. Padahal baru selesai hari Senin kemarin. Kalau teknis pengerjaan yang saya tahu, tidak menggunakan alat berat, maka pengerjaannya lama hampir satu bulan. Ngaduk semen untuk cor jalan juga pakai mesin molen manual yang diputar sendiri, tidak pakai mobil molen,” kata Ajis, Jumat, 30/4/2021.
Ungkapan senada juga disampaikan Dayat (34) pengemudi ojek online yang kerap mangkal di persimpangan Jalan Tengger tersebut, di mana pengerjaan cor beton hanya dibantu menggunakan alat pertukangan berupa sekop.
“Ya pakai molen manual, terus dituang dan diratakan menggunakan sekop, itu juga hasilnya tidak rata, di beberapa titik juga terlihat mulai retak dan ada yang kelihatan seperti sedikit ambles.” Ungkapnya.
Di lokasi tersebut juga tidak terdapat papan informasi pengerjaan, nilai, pengawasan, konsultan, dan perusahaan yang mengerjakannya.
Kabid Bina Marga Dinas PUTR Kota Metro, Dodi, belum memberikan jawaban saat dihubungi Jejamo.com.(*)[Abid Bisara]