Jejamo.com, Mancanegara – Beberapa wilayah di Suriah mengalami krisis pangan. Sedikitnya 23 orang, termasuk anak-anak meninggal di Madaya karena kelaparan.
Sedikitnya 300 anak-anak di kota itu juga mengalami kekurangan gizi. Pegiat local menuturkan, sekitar 40 ribu warga Madaya sulit mendapat akses makanan dan obat-obatan. Petugas medis di Madaya mengatakan, warga makan rumput untuk bertahan hidup.
“Kami tidak bisa menyediakan susu bagi para bayi,” ujar Dr Khalid Muhammad kepada media Jerman DPA.”Hari ini bocah sepuluh tahun meninggal karena kurang gizi.”
Dilansir merdeka.com, Pemerintah Suriah mengizinkan para pekerja mengizinkan para pekerja kemanusiaan di dekat perbatasan Libanon mengirimkan bantuan logistik.
PBB dalam pernyataannya Kamis lalu menyatakan siap mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Kota Madaya, di mana warga kebanyakan kelaparan dan sulit mendapat bahan bakar dan fasilitas kesehatan. Madaya terletak di 25 kilometer sebelah barat laut Ibu Kota Damaskus.
Abu Abdul Rahman, warga Madaya, mengatakan kepada stasiun televisi Aljazeera, dia sudah tidak makan selama empat hari. Dia dan keluarganya sudah tidak banyak bergerak di dalam rumah untuk menghemat tenaga.
“Sudah tak ada lagi anjing dan kucing di kota ini. Bahkan daun-daunan yang selama ini kami makan dari pepohonan sudah makin sedikit,” ujar Rahman, seperti dilansir Aljazeera, Jumat (8/1).
Palang Merah Internasional mengatakan warga di kota itu membakar plastik untuk membuat mereka tetap hangat.(*)