Jejamo.com, Bandar Lampung – Redaksi menurunkan status Facebook anggota DPD asal Lampung Andi Surya dengan penyuntingan seperlunya. Berikut naskah lengkapnya.
Politik Lampung semakin memanas ya. Saya mencermati hampir semua bakal calon memiliki kapasitas dan kapabilitas yang cukup. Karena semua punya pengalaman dan rekam jejak yang lumayan.
Lalu, fase yg menentukan memenangkan pertarungan merebut SK partai dapat membuat para bakal calon sesak napas dan jika tfdak terkontrol bisa masuk rumah sakit karena ada partai yg mengeluarkan SK dengan “metu” berharap dapat menjadi gandengan wakil. Namun ada juga yang injury time. Yang terakhir ini benar-benar membutuhkan kekuatan prima bakal calon yang mampu mengeleminasi segenap informasi dan tidak terpengaruh oleh bisik sana-sini.
Saya tidak ingin mencampuri urusan SK partai, namun tentu partai-partai ini sesungguhnya milik rakyat karena perwakilan parlemen yang ditunjuk dan pemilihan kepala daerah secara demokrasi ada pada hak-hak rakyat.
Jumlah suara yang menjadi treshold kecukupan perahu kan ditentukan sebelumnya oleh rakyat melalui Pemilu Legislatif lalu. Jadi sesungguhnya partai-partai juga harus memiliki pendengaran yang peka untuk merekam suara masyarakat. Sebab, jumlah dukungan perahu itu berdasar suara yang telah diberikan rakyat dalam proses pemilu sebelumnya.
Lalu, bagaimana jika ternyata yang kemudian kita ketahui, politik di daerah secara mengerucut ditentukan oleh hanya beberapa, bahkan ada yang tunggal ditentukan oleh pemimpin partai di Jakarta?
Inilah persoalannya. Apakah bakal calon mampu melakukan pendekatan kepada pemegang kunci kebijakan partai? Kira-kira berapa banyak energi yang harus terkuras untuk lobi ini. Wallahualam.
Namun, menurut saya, jawabnya ada pada popularitas, elektabilitas dan akseptabilitas bakal calon. Bukan sekadar lobi. Maka, mau tidak mau, tiga variabel inilah yang harus dikencangkan oleh bakal calon.
Untuk Lampung, siapakah yang unggul? Silakan kita sebagai rakyat mengamati, namun hasil survei lembaga patut dicermati. Untuk surveyor abal-abal dan yang berbayar, tentu yang seperti ini baiknya diabaikan saja karena pasti surveinya bodong dan bohong.
Jika bakal calon ternyata secara fakta tidak mampu mendapatkan SK partai, baiknya berpikir alternatif, yaitu masuk ke segmen independen (perseorangan).
Ada banyak bukti, calon independen menang dlm pilkada. Jadi enggak usah ragu. Jika mau kerja keras, pasti dua tiga pulau bisa terlampaui.
Banyak jalan menuju Roma. Apalagi jika cuma menuju Mahan Agung. Mumpung masih ada waktu, persiapkan maju secara independen. Mana dadamu, ini dadaku. Semangat ya.(*)