Jejamo.com, Kota Metro – Insiden tumpahnya BBM bersubsidi jenis Pertalite saat pengecoran dari mobil tangki Pertamina ke tangki pendam SPBU 24.341.83 Kauman Metro, pada Rabu malam kemarin, 9/11/2022, memunculkan isu dugaan kecurangan dengan menggunakan remot kontrol saat pengisian BBM.
Dugaan kecurangan itu berdasarkan hasil wawancara dengan pengawas SPBU 24.341.83 Kauman Metro saat insiden tumpahnya ratusan liter BBM. Pihak SPBU menyebut tidak secara sengaja tombol tersentuh.
Saat dikonfirmasi kembali oleh Jejamo.com, pihak SPBU menampik pernyataan adanya tombol rahasia dan pengendalian pengecoran BBM. Yang terjadi murni kelalaian petugas sehingga mengakibatkan tumpahnya ratusan liter BBM.
“Jadi semalam itu bukan kebocoran, tapi ada selang yang harusnya masuk ke tangki timbun, itu meleset akhirnya minyak itu meluaplah. Begitu tau itu tumpah langsung kita setop, kita bersihin, dariapada ada apa-apa kita setop dulu penjualan,” kata Febri, pengawas SPBU 24.341.83 Kauman Metro, Kamis, 10/11/2022.
Terkait isu dugaan kecurangan dengan menggunakan remot kontrol untuk mengendalikan pengisian BBM, Febri menyangkal.
“Kalau isu tombol-tombol begitu gak ada, dan saya gak tau tentang itu, karena, adanya remot itu kalau ada sistem eror kita komunikasi ke orang Telkom itu gimana. Kalau kita paksain, gak bisa jualan, otomatis antrean konsumen tidak terbendung. Jadi arahan orang Telkom baru kita koneksiin alat itu, karena untuk nyabut kabel itu bukan wewenang kami,” jelasnya.
Pihak SPBU juga mengaku sudah terintegrasi dengan pos sistem di Telkom, sehingga keluar masuknya BBM terpantau oleh Pertamina pusat.
“Kita sudah terkoneksi semua ke Telkom, jadi untuk semua pengeluaran BBM, terutama bersubsidi, sudah terkoneksi dengan Pertamina pusat. Jadi kami menggunakan alat seperti edisi buat pendataan semua, jadi pengeluaran walaupun sedikit, terdeteksi semua,” ujar Febri.
Dia menjamin di SPBU 24.341.83 Kauman Metro takaran liter penjualan sudah pas sesuai ukuran. “Kalau opini masyarakat ya seperti itu, mereka selalu membandingkan SPBU satu dengan yang lain. Saya gak ngerti ya, mungkin misalnya orang Pekalongan, karena dekat beda, tiba-tiba ngisi tempat kami, atau di 29 otomatis ya beda. Di luar dari itu, tetap kami mengimbau masyarakat, atau petugas SPBU, agar selalu mematikan mesin kendaraan saat pengisian, untuk meminimalisir terjadinya hal yang tidak diinginkan,” tandasnya.(*)[Anggi]