Jejamo.com, Bandar Lampung – Setelah mennjalani operasi di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM), Fitri Handayani (32) warga Bandarjaya Barat, Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung Tengah hanya bisa tergolek lemah di atas ranjang di Rumah Singgah.
Menurut sang ibu, Sopiah (56), putrinya tersebut didiagnosis dokter terkena penyakit Syringomyelia (cairan di dalam tulang belakang).
Kondisi itu menyulitkan pasien dalam beraktivitas. Sopiah mengatakan, semenjak anaknya terkena penyakit tersebut dia sudah tidak bisa apa-apa lagi.
Jalan susah, makan pun susah untuk menelan.
“Pernah anak saya memaksakan diri untuk beraktivitas, namun membutuhkan bantuan orang lain untuk beraktivitas,” kata Sopiah.
Sopiah juga menjelaskan, sudah dua kali operasi di RSUDAM,.
“Kalau kata dokter saat dirontgen pertama tidak kelihatan cairan di leher belakang, tapi saat dicek dan dirontgen ulang dengan alat yang lebih canggih, baru kelihatan,” ujar Sopiah saat ditemui di Rumah Singgah, Selasa, (7/5/2019).
Sopiah menambahkan, jadwal operasi Fitri beberapa hari lagi. Kalau bolak-balik biayanya lumayan besar. Dia memutuskan untuk menunggu jadwal operasi tiba dengan tinggal di rumah singgah yang tidak jauh dari Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek.
Sopiah mengaku selama anak ketiganya berobat merasa sangat terbantu dengan adanya Kartu Indonesia Sehat (KIS).
Ia mengatakan, adanya JKN-KIS ini sangat menolong. Apalagi bagi orang tak mampu seperti dirinya.
“Sangat terasa apalagi untuk orang kecil, kalau sudah bolak-balik berobat sudah banyak biayanya. Bisa tidak sanggup saya bayarnya,” kata dia.
Dia mengatakan, dalam kondisi semacam itu, terasa sekali manfaat JKN-KIS. Adanya program ini membuatnya tidak begitu pusing memikirkan biaya berobat.
“Paling untuk makan sehari-hari saat jagain Fitri di rumah sakit saja, Alhamdulillah pakai JKN-KIS ini operasi anak saya gratis, jadi sangat terbantu,” tutur Sopiah.
Lebih lanjut Sopiah, anaknya sakit sudah dua tahun dan selama dua tahun itu setiap ingin bergerak fitri selalu dipapah jika bosen tiduran atau di dalam rumah saja.
Dia pun mengungkapkan, selama menggunakan JKN-KIS tidak mengalami kesulitan, lancer-lancar saja.
“Alhamdulillah semua lancar, semua pasien diperlakukan sama tidak dibeda-bedakan. Hanya saja untuk kebutuhan sehari-hari yang perlu biaya,” tandasnya.
Sopiah berharap sakit anaknya lekas sembuh, dan bisa beraktivitas seperti sedia kala.
“Harapannya JKN-KIS bisa terus ada tanpa ada kendala dalam menggunakannya” tutup Sopiah. [Andi Apriyadi]