Jejamo.com, Bandar Lampung – Menstruasi masih dianggap hal tabu dibicarakan oleh masyarakat.
Kondisi ini membuat anak yang akan dan baru mengalami mentruasi tidak siap menghadapi periode menstruasinya dengan baik.
Bahkan tak jarang mereka mendapat perudungan dari teman lelakinya.
Kondisi ini berdampak pada rendahnya kehadiran siswi di sekolah pada periode menstruasi.
Menurut data Plan Internasional Indonesia pada tahun 2018, terdapat 39% siswi perempuan yang memutuskan absen dari sekolah karena diejek teman saat menstruasi.
Berangkat dari kondisi tersebut, Himpunan Mahasiswa Sosiologi (HMJ) Universitas Lampung didukung SNV Indonesia menyelenggarakan kegiatan edukasi menstruasi bernama OK MEN (Opera Edukasi Menstruasi) di SDN 1 Sepang Jaya, Kedaton, Bandar Lampung pada Sabtu, 3 Agustus 2019.
Kegiatan ini menggunakan media dongeng dan boneka tangan untuk memberikan pemahaman menstruasi kepada anak-anak.
“Dongeng ini menyelipkan diskusi kelompok juga dalam proses di dalamnya, untuk menggali pemahaman anak perempuan dan laki-laki terhadap menstruasi,” ungkap Tria Fadila, koordinator kegiatan OKE MEN, dalam rilisnya kepada jejamo.com.
Menurut Tria, tema menstruasi dipilih sebagai bentuk kepedulian terhadap anak perempuan yang belum ataupun baru mengalami menstruasi.
Anak laki-laki pun dilibatkan untuk meningkatkan pemahaman mereka terhadap menstruasi dan menggugah empati mereka terhadap anak perempuan yang sedang mentruasi.
“Melalui kegiatan ini diharapkan perudungan anak perempuan di sekolah dapat berkurang,” jelas Tria.
Iffah Rachmi, WASH SDGs Youth Initiative officer SNV Indonesia mengungkapkan, kegiatan ini bertujuan mendorong inisiatif pemuda untuk menyuarakan sanitasi dan perilaku kebersihan di provinsi Lampung.
“isu sanitasi seringkali dianggap tidak seksi, untuk itu kami mendorong pemuda untuk mempromosikan sanitasi dengan cara yang menarik, salah satunya melalui dongeng,” jelasnya.
Komunitas Youth with Sanitation Concern (YSC) yang terlibat dalam pendampingan kegiatan OK Men, turut hadir dalam kegiatan ini.
Denita Oktaviani, anggota YSC mengungkapkan kegiatan ini sangat menarik dan berharap ini dapat menjadi pembelajaran untuk mendorong perubahan perilaku sanitasi di Lampung, khususnya terhadap manajemen kebersihan menstruasi. []