Jejamo.com, Tulangbawang Barat – Situs Kapal Meneng di Tiyuh Pagardewa kini hanya tinggal cerita. Hanya tersisa seonggok “bukit” kecil yang diapit dua mata air.
Tokoh adat Tiyuh Pagardewa Hermani menceritakan, Kapal Meneng artinya kapal diam. Kini telah menjadi tumpukan tanah menyerupai bukit kecil dengan panjang berkisar 60 meter dan lebar 30 meter.
“Dahulu, ketika masih belantara, dapat dilihat dengan sangat jelas bentuk kapal besar yang menjadi tanah. Bahkan, rantai kapal laut tersebut tertambat pada sebatang pohon aren walau rantainya juga telah berupa tanah,” ungkap Hermani.
Ia memaparkan, menurut cerita turun temurun yang diketahuinya, sebagian Kerajaan Tulang Bawang khususnya warga Tiyuh Pagardewa, merupakan keturunan Tiongkok kuno yang berasal dari kerajaan Mongolia.
“Pada kisaran abad ke-9, Kerajaan Tulang Bawang mengadakan suatu pesta besar. Raja Mongol Kubilai Khan ingin berkunjung di Tulang Bawang, namun kapal mereka kandas di tengah sungai,” ceritanya.
Hermani melanjutkan, diperkirakan kapal tersebut bermuatan berbagai harta benda yang akan diberikan kepada Kerajaan Tulang Bawang berupa porselen keramik dan lainnya. Terbukti orang banyak menemukan pecahan keramik ataupun porselen di tempat tersebut.
“Namun kini cerita tinggal cerita. Peninggalan tersebut telah rusak karena tangan jahil manusia. Bahkan, sekarang telah menjadi perkebunan sawit. Sehingga kapalnya yang terbentuk dari tanah telah tak berbentuk. Kini berupa tumpukan tanah yang membentuk bukit kecil diapit dua hulu sungai kecil,” pungkas Hermani.(*)
Laporan Buhairi Aidi dan Mukaddam, Wartawan Jejamo.com