Sehingga BPJS Kesehatan menggagas Rujukan online yang bertujuan untuk memberikan kemudahan dan kepastian bagi peserta dalam mendapatkan pelayanan kesehatan khususnya pelayanan rujukan. Di mana telah diujicoba rujukan online oleh BPJS Kesehatan sejak tanggal 15 Agustus 2018 sampai 15 Oktober 2018.
Ini disambut baik oleh banyak pihak, salah satunya pemilik Klinik Asih Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama di Bandar Lampung dr. Asih Hendrastuti.
Dr. Asih mengaku sangat mengapresiasi dan mendukung program yang di gagas BPJS Kesehatan, dijaman yang serbadigital memang semua dituntut untuk online dan cepat.
Dr Asih yang sudah hampir 10 tahun membuka klinik di Jalan Gunung Rajabasa, mengatakan rujukan online ini sangat bagus dan mempermudah. Sebab, dengan rujukan online ini semua bisa terdata penyakitnya, bisa terlihat, dan terbaca.
Juru Bicara Dinas Kesehatan Provinsi Lampung ini menambahkan, rujukan online membantu peserta mendapatkan fasilitas kesehatan penerima rujukan yang sesuai dengan kompetensi dan pemenuhan sarana prasarana yang dibutuhkan sehingga meminimalkan rujukan berulang kepada peserta dengan alasan tidak adanya SDM dan sarana yang dibutuhkan.
Meski demikian, rujukan online ini masih uji coba dan belum begitu maksimal.
“Walau rujukan online, masih ada yang menggunakan kertas, apalagi untuk yang tinggal di pedalaman kan masih terbatas internetnya” ucap dr. Asih, Senin, 29/10/2018..
Asih mengatakan, sistem rujukan online mengajarkan pasien untuk lebih cerdas dan mengedukas. Khusus Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), rujukan online membantu FKTP dalam memberikan rujukan yang tepat sesuai dengan kompetensi.
“Yang jelas antrean di Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan atau rumah sakit dapat berkurang karena petugas di rumah sakit tidak perlu mengentri ulang ke sistem dengan rujukan online ini,” ujarnya.
Dr Asih berharap program rujukan online bisa terus berjalan lebih baik dan lancar dan BPJS Kesehatan dapat terus mensosialisasikan program ini.
“Agar masyarakat paham kemudahan yang bisa didapat dengan adanya sistem rujukan online,” tutup dr Asih. [Widyaningrum]