Jejamo.com, Kota Metro – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Metro mengecam keras dugaan intervensi dan intimidasi terhadap wartawan oleh orang tidak dikenal terkait pemberitaan yang terbit di sejumlah media online berjudul “Jenazah Ketua PCNU Metro Positif Covid-19, Pelayat Diminta Rapid Tes.”
Ketua PWI Metro demisioner, Abdul Wahab, menyesalkan adanya ancaman melalui media sosial serta adanya pihak yang menelpon reporter Arby Pratama dan Abid Bisara untuk menghapus pemberitaan tersebut.
“Kami telah mengkaji dan mengumpulkan bukti terkait berita tersebut. Kami menilai apa yang diberitakan saudara Arby Pratama di media Kupastuntas.co dan Abid Bisara di Jejamo.com telah sesuai kaidah jurnalistik, tidak ada kesalahan dalam berita itu. Sumbernya jelas dan berkompeten dalam hal ini yang memberikan pernyataan kepada pers adalah Misnan, Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Pemkot Metro,” kata Abdul Wahab, Kamis, 18/2/2021.
Wahab mengecam dan mempertanyakan kepada pihak-pihak yang mencoba mengintervensi apalagi mengintimidasi atas kerja wartawan. Pasalnya, pekerja pers dilindungi undang-undang dan mematuhi kode etik serta pedoman media siber.
“Dalam rekaman narasumber yang mereka peroleh ada dan benar. Itu berdasarkan hasil wawancara dengan Plh Wali Kota Metro Misnan. Dalam rekaman yang saat ini kami simpan, Plh Wali Kota menyebutkan bahwa yang meninggal dunia dinyatakan positif. Jadi salahnya di mana?” tegas Wahab.
Pemimpin Redaksi Tabikpun.com ini justru menanyakan kinerja tim medis dan Tim Gugus Tugas Kota Metro yang dinilai kebobolan dalam penanganan pasien Covid-19 di Bumi Sai Wawai.
“Mengapa bisa lolos pemakamannya tidak mengikuti protokol Covid- 19 jika hasilnya mereka nyatakan positif. Harusnya publik tidak mengancam dan menghujat wartawan selaku penyebar informasi. Harusnya publik mempertanyakan kepada tim medis dan tim gugus tugas kenapa itu bisa terjadi. Wajar di Metro pasien Covid di Metro kian banyak jika seperti itu,” imbuh Wahab.
Wahab menilai kasus seperti ini harusnya jadi pembelajaran dan evaluasi kepada tim medis dan gugus tugas, karena selain kasus seperti ini, sebelumnya ada pengaduan ke kantor PWI Metro, bahwa keluarga pasien meninggal hasil tes swab negatif namun dimakamkan dengan protokol Covid-19.
Wahab berharap kepada publik agar bijak berkomentar di media sosial dan mengecam adanya intervensi kepada wartawan maupun kepada keluarga wartawan.
Diberitakan sebelumnya, ulama sekaligus Ketua PCNU Kota Metro KH Ali Qomaruddin meninggal dunia pada Rabu, 17/2/2021 di Rumah Sakit Muhammadiyah Metro. Jenazahnya dimakamkan sekitar pukul 13.05 WIB di sekitar masjid Ponpes Roudlatul Qur’an, Kelurahan Mulyojati, Metro Barat.
Lalu hari ini, Kamis, 18/2/2021, Plh Wali Kota Metro Misnan memberi keterangan bahwa KH Ali Qomaruddin dinyatakan positif Covid-19. Sementara saat pemakaman dihadiri ribuan orang pelayat sehingga Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Metro meminta seluruh masyarakat yang melayat melakukan rapid tes Covid-19.
“Iya memang benar, hasil swabnya terakhir itu positif Covid-19. Memang kemarin waktu meninggal masih di rumah sakit hasilnya sudah reaktif dan belum keluar hasil swabnya, tapi sebelum keluar hasilnya pihak keluarga sudah minta dibawa pulang,” jelas Misnan.
Ia mengaku, sebelumnya Tim Gugus Tugas Kota Metro telah berupaya untuk melakukan proses pemakaman jenazah sesuai protokol Covid-19, tetapi pihak keluarga tidak menghendaki dan jenazah tokoh NU tersebut diminta untuk dimakamkan mandiri.
“Kita sudah tahu sebelumnya karena hasil rapidnya reaktif. Sebenarnya mau diupayakan pemakaman sesuai protokol Covid-19, tapi pihak keluarga menghendaki seperti itu,” ungkap Misnan.
Dia juga menginformasikan bahwa mulai hari ini seluruh keluarga dan pemandi jenazah akan dilakukan contact tracing atau penelusuran kontak. Sementara untuk masyarakat yang datang melayat diminta untuk melakukan rapid tes Covid-19.
“Untuk keluarga terdekat dan yang kemarin ikut memandikan jenazah itu di-tracing semua. Mudah-mudahan ini tidak berkembang ke santri atau guru-guru yang lain. Kita belum mendapatkan data siapa saja yang takziah kemarin, jadi kita mengimbau masyarakat yang kamarin takziah untuk melakukan rapid tes,” tandasnya.
Dari informasi yang dihimpun, proses pemakaman jenazah pendiri sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Roudlatul Qur’an tersebut dihadiri ribuan pelayat.(*)[Arif]