Jejamo.com – Tiga pelaku bom buuuh diri melepaskan tembakan kemudian meledakkan diri di bandara internasional utama Istanbul, Selasa malam atau Rabu, 29/6/2016 WIB. Para saksi mata mengatakan, darah dan potongan tubuh berserakan di mana-mana akibat serangan teror di Bandara Ataturk, Istanbul, Turki itu.
Akibat ledakan itu, 36 orang tewas dan hampir 150 orang terluka menurut Pemerintah Turki. Perdana Menteri Binali Yildirim mengatakan, tampaknya pelaku serangan adalah militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Menurut saksi mata, salah satu dari tiga penyerang melepaskan tembakan di ruang keberangkatan dengan senapan otomatis. Puluhan calon penumpang merunduk untuk berlindung dan mencoba melarikan diri. Setelah jatuh banyak korban, ketiganya meledakkan dirinya di sekitar ruang kedatangan lantai bawah.
Polisi hendak menembak dua penyerang sebelum mereka mencapai sebuah pos pemeriksaan keamanan di ruang kedatangan. “Namun, mereka meledakkan bomnya,” kata pejabat seorang pejabat Turki.
“Dengan kejadian ini, menjadi jelas bahwa terorisme merupakan ancaman global. Serangan ini menargetkan orang-orang yang tidak bersalah oleh aksi keji terencana teroris,” tambahnya.
Paul Roos (77), juga seorang saksi mata, menjelaskan, ia melihat salah satu penyerang melakukan penembakan secara acak di ruang keberangkatan.
“Dia menembaki siapa saja yang ada di depannya. Dia mengenakan pakaian serba hitam. Wajahnya tidak bertopeng. Saya berada 50 meter darinya,” kata Roos, warga Afrika Selatan.
“Kami bersembunyi di balik meja, tetapi saya berdiri dan mengawasinya. Dua bom meledak beriringan setelahnya. Pada saat itu, pelaku berhenti menembak,” kata Roos.(*)
Kompas.com