Jejamo.com, Kota Metro – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meresmikan monumen seni instalasi Sakai Sembayan di Taman Merdeka Kota Metro, Jumat kemarin, 10/6/2022. Belakangan peresmian itu menuai kritik dari berbagai pihak, salah satunya Ketua DPRD Kota Metro Tondi Muammar Gaddafi Nasution.
Peresmian monumen oleh gubernur dari provinsi lain dinilai tidak menghormati Gubernur Lampung Arinal Djunaidi dan tidak sesuai dengan tatanan birokrasi.
“Gak nyambung dan gak pas, peresmian monumen dilakukan oleh gubernur lain. Sistem pemerintahan seperti apa kalau seperti itu, sedangkan munumen itu di tanah aset Pemkot Metro, beda kalau itu tanah pribadi, ya monggo mawon. Pak Anies ini kan datang di perayaan HUT Kota Metro dan untuk penandatanganan MoU, tapi malah ikut meresmikan monumen didampingi Wali Kota Metro, ini Provinsi Lampung, ada gubernurnya loh. Kalau Gubernur Lampung yang meresmikan baru nyambung. Seharusnya wali kota bijaklah melakukan kegiatan, sehingga tidak menjadi polemik,” cetus Tondi.
Menanggapi kontroversi tersebut, salah satu pegiat komunitas di Kota Metro, Oki Hajiansyah Wahab menyampaikan, pendirian monumen seni instalasi Sakai Sembayan merupakan hadiah di HUT Kota Metro ke-85, hasil diskusi para pegiat komunitas.
“Awal gagasannya sebenarnya sejak bulan Ramadan, kami berdiskusi di RIS apa yang bakal kami buat untuk Kota Metro. Awalnya mau kami buat bangku, tapi dari Kepala Dinas Perkim Metro yang ikut dalam diskusi kurang cocok, karena rentan rusak dan hilang, akhirnya muncul ide monumen itu. Rencananya itu akan kami resmikan bertepatan dengan HUT Metro pada 9 Juni, usai paripurna, karena kami dapat kabar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mau datang tanggal 10 Juni, sekalian saja, dengan harapan masyarakat dapat berpartisipasi di HUT Kota Metro melalui komunitas,” jelas Oki, Selasa, 14/6/2022.
Persoalan siapa yang meresmikan menurut Oki tidak jadi soal karena tidak ada hubungannya dengan politik. “Kebetulan saja itu ada kunjungan Gubernur DKI Jakarta, itu memang gagasan kami dari komunitas, kalau Pak Prabowo yang datang atau Pak Ganjar Pranowo ya pasti sama, harapannya mereka juga yang meresmikan, apalagi ada Gubernur Lampung, toh perwakilan dari provinsi juga ada, walaupun pada saat itu mereka pulang duluan. Ini kan mementum, kapan lagi karya anak Kota Metro bisa muncul hingga tingkat nasional, ditambah lagi yang meresmikan tokoh yang namanya dikenal secara nasional. Dana pembangunan monumen itu juga hasil dari donasi penjualan kaus yang dibuat komunitas, bukan dari APBD, dan dananya juga tidak besar, minim sekali, jauh dari angka Rp10 juta. Kapan lagi nama Kota Metro bisa sampai ke tingkat Nasional, dan itu memang bukan dari rangkaian kunjungan Pak Anies atau agenda wali kota, itu spontanitas,” terang Oki lagi.
Sementara, saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, pembuat monumen seni Sakai Sembayan Wisnu Wijaya membenarkan tidak ada keterlibatan Pemkot Metro dan murni dari sumbangan komunitas di Bumi Sai Wawai.
“Saya sebenarnya di sini hanya mengerjakan pembuatan patung yang hasil dari sumbangan para komunitas, buat siapa pun yang meresmikan monumen seni gak jadi masalah, karena itu bentuk apresiasi. Terkait Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang meresmikan saya tidak tau prosesnya. Karena saya hanya berkarya. Semua ini inisiasi dari komunitas, dan juga tidak menggunakan dana APBD, murni sumbangan dari komunitas,” ucapnya.
Wisnu juga menegaskan kesimpangsiuran yang ditangkap banyak kalangan. Monumen Sakai Sambayan, imbuhnya, diinisiasi oleh berbagai komunitas yang ada di Metro dan didanai oleh hasil donasi publik penjualan kaus HUT Kota Metro ke-85.
“Monumen ini direncanakan seperti kado untuk kota yang harapannya dapat membangkitkan partisipasi berbagai kalangan untuk bersama-sama berkontribusi memperindah kota. Jadi jelas bahwa pengerjaan monumen ini tidak menggunakan APBD. Dana monumen ini berasal dari hasil penjualan kaus dan dikerjakan oleh perupa Metro sendiri, seperti ditulis dalam granit monumen dan berbagai berita,” jelasnya.
Ia menambahkan, rencana pengerjaan dan penggalangan dana monumen ini sendiri sudah ada sejak awal bulan Ramadan tahun 2022. Sehingga jauh sebelum rencana kunjungan Gubernur Anies Baswedan ke Metro. Perihal polemik Anies Baswedan ikut meresmikan, Wisnu menilai hanyalah eforia dari kehadiran tokoh nasional ke Kota Metro.
“Andai yang hadir saat itu adalah Gubernur Lampung atau tokoh-tokoh nasional lainnya baik sendiri maupun bersama-sama, maka kami pastikan akan mengajak juga sebagai rasa hormat sekaligus upaya mempromosikan Kota Metro. Kami dapat memahami sensitivitas yang terjadi menjelang tahun politik. Kami juga mengapresiasi berbagai komentar yang muncul sebagai wujud kecintaan kita bersama terhadap Kota Metro. Hal ini kami sampaikan untuk meluruskan kesimpangsiuran yang terjadi,” tandasnya.(*)[Anggi]