Jejamo.com, Bandar Lampung – Mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional se-Indonesia dan beberapa komunitas di Lampung, mendapuk M Ridho Ficardo, sebagai salah satu generasi Pemuda Anti Hoax. Sekaligus, memberikan kepercayaan untuk Gubernur Lampung nonaktif ini bertukar wawasan yang berkaitan dengan informasi.
Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional Universitas Lampung (Unila), M Firly Ramadhan mengatakan, Ridho Ficardo adalah salah satu tokoh muda yang berhasil membawa nama baik Provinsi Lampung.
Ridho juga menjabat sebagai gubernur pada usia 33 tahun, dan tercatat sebagai gubernur termuda di Indonesia saat dilantik.
Di usianya yang cukup muda, Ridho dinilai berhasil membawa kemajuan di Provinsi Lampung dengan meningkatkan daya saing Lampung dari peringkat 25 nasional pada tahun 2015, meloncat menjadi peringkat 11 nasional pada awal tahun 2018.
Atas keberhasilan tersebutlah yang melatarbelakangi pemuda-pemudi mahasiswa jurusan Hubungan Internasional se-Indonesia dan beberapa komunitas di Lampung yang mendapuk Ridho untuk melakukan sharing wawasan seputar generasi pemuda anti-hoax.
“M Ridho Ficardo adalah tokoh muda yang dapat menjawab tantangan diera globalisasi. Harapan kami dengan hadirnya ia malam ini dapat menjadi inspirasi bagi kaum muda untuk dapat memanfaatkan teknologi untuk kegiatan positif, jangan sampai terjerumus pada kegiatan menyebarkan hal negatif seperti hoax,” papar Firly, dalam kegiatan rangkaian pertemuan mahasiswa Hubungan Internasional se-Indonesia di Lampung, di Taman Gajah, Enggal, Bandar Lampung, pada Jumat malam.
Ridho Ficardo sendiri, sambung dia, sebagai gubernur muda yang pernah mengenyam pendidikan di Lemhanas Republik Indonesia dinilai oleh para pemuda Lampung cakap memahami masalah-masalah kondisi kekinian di kalangan pemuda.
Sementara dalam sambutannya, Ridho yang kembali mencalonkan diri sebagai gubernur petahana ini menjelaskan, bahwa teman-teman mahasiswa Hubungan Internasional, bisa menjadi garda terdepan dalam menjaga informasi yang benar dari informasi yang menyimpang untuk suatu kepentingan.
“Menjaga masyarakat terutama generasi pemuda untuk tidak terbakar dan bisa menyaring mana berita yang benar dan mana yang salah, apalagi sampai ikut menyebarkan berita yang tidak diketahui kebenarannya,” ucap Ridho.
Ridho juga memaparkan, tantangan yang dihadapi generasi muda di era globalisasi dengan kemajuan teknologi Informasi (internet, media sosial) yang ada saat ini, justru banyak isu yang mengandung hoax.
Menurut Ridho, isu SARA yang paling dapat memecah persatuan dan kesatuan bangsa dan dapat melemahkan NKRI.
“Untuk itu, pemuda adalah garda terdepan dalam upaya melawan hoax sebagai bagian dari ketahanan nasional (daya tahan bangsa),” jelasnya.
Langkah-langkah yang dapat diambil adalah dengan cek dan ricek kembali suatu informasi atau berita. Membekali diri dan bersikap terbuka dengan informasi baik dari dalam dan luar negeri.
Kemudian, membangun komunikasi offline yang lebih banyak ketimbang online.
“Dengan banyaknya kegiatan bertatap muka seperti malam ini misalnya yang dilakukan di Taman Gajah, dapat meminimalkan berita atau informasi yang tidak benar dan beredar di masyarakat,” ungkap Ridho.
Di tempat yang sama, Thalia (19), Mahasiswi HI dari Universitas Budiluhur Jakarta, mengaku sangat kagum dengan sosok Ridho Ficardo.
Menurut dia, Ridho adalah sosok pemuda yang peduli pada generasi era milenial saat ini, serta hal-hal yang terjadi di kalangan muda, termasuk penanggulangan hoax yang berkembang seperti sekarang ini.
“Saya lihat, beliau (Ridho) sangat menginspirasi anak-anak muda untuk menanggulangi hal tersebut,” kata Thalia.
Untuk diketahui, acara yang bertemakan “Gerakan nasional revolusi mental sakai sambaian pemuda anti hoax’ yang dipusatkan di Taman Gajah, juga diisi dengan kegiatan pentas seni, bazar, pasar kuliner, hingga parade budaya.
Kegiatan ini diikuti oleh 264 mahasiswa Hubungan Internasional dari seluruh Indonesia dari 49 universitas. Di antaranya, Papua, Kalimantan, Riau, Jakarta, Bandung, dan lain-lain. Demikian rilis yang diterima redaksi.(*)