Jejamo.com, Lampung Selatan – Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel) melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menggelar simulasi penanganan bencana gempa bumi dan tsunami.
Simulasi yang melibatkan personel TNI, Polri, Dishub, SAR, Kesehatan, PMI, Pramuka, RAPI dan juga masyarakat setempat, dipusatkan di Wisata Kuliner Dermaga Bom Kalianda, Selasa, (6/11/18).
Skenario simulasi menitikberatkan pada pertolongan penyelamatan dan evakuasi korban bencana yang berada di Pulau Sebesi dan Sebuku melalui jalur laut menuju ke Kota Kalianda.
Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Lamsel Nanang Ermanto yang hadir dalam simulasi itu mengaku sangat menyambut baik atas dilaksanakannya kegiatan tersebut.
“Simulasi ini dapat meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap kerawanan dan ancaman terjadinya bencana,” ujarnya.
Menurut Nanang, antisipasi dini dalam bentuk simulasi bencana seperti itu, mempunyai arti penting bagi masyarakat. “Berbicara bencana tentu kita tidak bisa luput darinya. Di sisi lain, kita berharap bencana itu tidak datang dalam kehidupan kita,” katanya.
Lebih lanjut, Nanang menyampaikan, upaya tersebut juga dilakukan tentunya diharapkan akan memberikan edukasi kepada masyarakat agar bisa siaga dan tanggap dalam menghadapi berbagai kemungkinan bencana yang kapan saja bisa terjadi.
“Ini (simulasi) dalam rangka untuk untuk mengantisiapasi kesiapan warga masyarakat dalam menanggulangi bencana, atau paling tidak menyelamatkan keluarga sendiri terlebih dulu apabila terjadi bencana,” kata Nanang.
Sementara itu, hadir pula dalam simulasi itu, Direktur Penanggulangan Bencana Kemendagri Alfius Dailani, Kasubid Perencanaan Siaga Bencana BNPB Eni Supartini serta Kepala BPBD Provinsi Lampung.
Direktur Penanggulangan Bencana Kemendagri Alfius Dailani mengatakan, negara harus hadir terdepan di tengah masyarakat yang terkena bencana. Karena menurutnya, negara berkewajiban melindungi segenap warga negara Indonesia.
Dia juga menuturkan, saat ini penganggaran kebencanaan sudah ada payung hukumnya, sehingga ke depan anggaran terkait bencana bisa lebih terarah. “Selama ini anggarannya sangat minim, maka ke depan dapat lebih besar lagi,” ungkapnya seperti dalam rilis yang diterima Jejamo.com.(*)