Jejamo.com, Bandar Lampung – Mediasi terhadap ratusan mahasiswa di gedung Kantor Rektorat UIN Raden Intan Lampung, merupakan kepedulian Rektorat kepada mahasiswanya.
Hal itu disampaikan Kasubag Humas dan Informasi UIN Raden Intan Lampung, Hayatul mewakili Rektor Moh. Mukri, Rabu, (28/11).
“Mediasi tadi adalah bentuk kepedulian Rektorat sebagai orangtua mahasiswa, bukan bentuk intervensi kedaulatan demokrasi pemerintahan mahasiswa,” ujarnya.
Menurut Hayatul, dalam aksi mahasiswa tidak ada yang merusak fasilitas kampus. Namun, ia mengungkapkan, beberapa mahasiswa ada yang mengalami luka-luka dan saat ini sudah diproses pihak berwajib.
“Tadi pimpinan (Rektor) datang ke sini. Tapi tidak mengatasnamakan pasangan calon, tapi atas nama mahasiswa yang tidak puas terhadap keberlangsungan Pemira. Kemungkinan nanti dilangsungkan pemilihan ulang. Itu salah satu opsinya,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, seluruh proses Pemira dilakukan oleh mahasiswa, dari mahasiswa, untuk mahasiswa, dan dari kepanitiaan, peraturan, sampai proses berjalannya Pemira. Sehingga tidak ada intervensi sama sekali dari Rektorat.
“Kami tadi sudah bertemu dengan perwakilan mahasiswa, ada beberapa yang ke sini bertemu pimpinan, menyampaikan tuntutan bahwa pihak Rektorat harus menolak hasil Pemira,” kata dia.
Masih kata dia, tuntutan yang disampaikan mahasiswa tersebut, harus disepakati bersama dulu.
“Karena kami sebagai orangtua akan memanggil seluruh pihak, dari pihak A dan B serta panitia penyelenggara Pemira,” terangnya.
Dirinya menambahkan, pihaknya akan mencoba melihat terlebih dahulu. Apabila memang ada bukti-bukti kecurangan dan sebagainya, ia meminta agar menyampaikan ke Warek III Bidang Kemahasiswaan. Dan dalam waktu dekat ini Warek III nanti memanggil pihak panitia untuk menanyakan kronologis kericuhan Pemira ini.
“Kalau menanyakan kronologisnya, kami juga belum tahu. Untuk sementara prosesnya kami ptunda dulu. Salah satu opsi mungkin pemilihan ulang, kami lihat dulu. Kalau memang ada bukti kecurangan, akan diproses,” pungkasnya. [Andi Apriyadi]