Jejamo.com, Tanggamus – Berita tentang seorang pandu pelabuhan (bukan nakhoda), yakni orang yang bertugas menyandarkan kapal, di Pelabuhan Kotaagung, reaktif atau positif usai rapid test, bikin geger warga.
Banyak juga bahkan yang beranggapan pandu pelabuhan itu dijemput karena positif covid-19.
Padahal, yang bersangkutan reaktif atau positif berdasar rapid test.
Baca: Positif Rapid Test, Pandu Pelabuhan Diambil Sampel Tes Usap Tenggorokan.
Sofian, seorang pengawas pelabuhan, kepada jejamo.com, mengatakan, warga banyak yang resah. Mereka beranggapan pandu pelabuhan itu masuk daftar orang yang terkonfirmasi covid-19.
Padahal, pandu pelabuhan yang kini diisolasi di mes pelabuhan itu menunjukkan hasil reaktif dari rapid test.
Ia baru menjalani pengambilan sampel untuk tes usap tenggorokan atau swab yang akan diriset dengan alat PCR atau polymerase chain reaction.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid -19 Lampung Reihana dalam banyak kesempatan bilang, seseorang yang positif covid-19 harus menjalani dua kali tes usap tenggorokan atau swab.
Termasuk juga untuk dinyatakan sembuh, mesti melalui dua kali tes usap tenggorokan atau swab.
Tes swab itu sampelnya sejauh ini masih dikirim ke Laboratorum Kesehatan di Palembang, Sumatera Selatan, dan butuh 4 hari untuk mengetahui hasilnya.
Sedangkan rapid test, kata Reihana, adalah tes awal untuk screening untuk orang yang berpotensi terpapar corona.
“Maka itu rapid test kami lakukan untuk tenaga medis dan mereka yang baru pulang dari daerah merah atau cluster yang selama ini menjadi penyumbang transmisi covid-19,” kata Reihana.
“Mereka yang hasil rapid test-nya positif akan kami ambil swab-nya,” kata Reihana beberapa waktu lalu kepada jejamo.com dalam rekaman video.
Jika hasil rapid test-nya negatif pun bukan berarti tidak berpeluang terinfeksi corona.
Oleh sebab itu, rapid test kedua akan dilakukan 10 hari dari rapid test yang pertama. [Zairi]