JUDUL yang bombastis memang, tapi sengaja saya buat untuk menyampaikan sebuah pesan kepada pembaca, bahwa dua hal ini dialami dan akan dialami oleh manusia yang hidup di bumi ini.
Berita tentang corona sampai dengan tulisan ini dibuat masih mendominasi secara global. Akibat wabah yang luar biasa ini dampaknya terasa di semua sendi sendi kehidupan manusia.
Selain mengakibatkan meninggalnya manusia dalam jumlah yang sangat besar (ratusan ribu lebih) juga menimbulkan masalah di bidang kesehatan, ekonomi, transportasi dan banyak hal lainnya.
Semua terdampak, manusia dipaksa diam di tempat tinggalnya, tidak boleh ada aktivitas bersama dalam jumlah besar, saling menjaga jarak dan melindungi diri dengan masker atau APD (alat pelindung diri).
Pada era milenial, belum pernah dunia merasakan peristiwa yang sungguh mencekam dan menimbulkan rasa takut, cemas, dan panik kepada banyak orang. Nyaris seluruh negara di dunia sudah terjangkiti wabah ini, yang dalam istilah WHO (badan kesehatan dunia) disebut dengan pandemi global.
Tulisan saya tidak akan membahas tentang penanganan virus corona atau istilah dunia medisnya Covid-19 karena sudah banyak ahli dan ilmuwan membahas ini, melainkan pelajaran apa yang bisa dipetik dari peristiwa ini?
Saya melakukan komparasi dan relasi dengan makhluk Allâh lainnya bernama Dajjal. Meskipun komparasinya jelas tidak bisa dilihat secara nyata dan faktual, tetapi buat orang beriman bisa menjadi peringatan bahwa munculnya corona adalah sesuatu yang mudah bagi Allâh memunculkan makhluk ciptaan lainnya, dalam hal ini Dajjal.
Corona yang tidak terlihat mata namun punya daya rusak luar biasa, bagaimana bila Dajjal yang terlihat oleh mata dengan ukuran yang lebih besar datang ke dunia?
Relasi pertama:
“Sesungguhnya Dajjal adalah seorang laki-laki, pendek, jarak antara kedua betisnya berjauhan, keriting, buta sebelah, mata yang terhapus tidak terlalu menonjol, tidak pula terlalu ke dalam, maka jika dia melakukan kerancuan (mengaku sebagai Rabb) kepadamu, maka ketahuilah sesungguhnya Rabb kalian tidak buta sebelah,” (HR Abu Dawud).
Makhluk ini adalah representasi kesesatan yang nyata dan dimampukan oleh Allah melakukan hal-hal menakjubkan agar bisa menyesatkan lebih banyak manusia.
Nabi bersabda, “Tiga tahun sebelum keluarnya Ad-Dajjal ahli neraka, langit akan menahan sepertiga dari air hujannya, dan bumi menahan sepertiga dari tumbuh-tumbuhannya. Pada tahun yang kedua, langit akan menahan dua pertiga dari air hujannya dan bumi akan menahan dua pertiga dari tumbuh-tumbuhannya. Pada tahun yang ketiga langit akan menahan air hujan semuanya dan bumi juga akan menahan tumbuh-tumbuhan semuanya,” (HR. Ahmad – dengan sanad laa ba’sa bihi).
Tak hanya mampu membawa surga dan neraka, Dajjal ahli neraka juga bisa membunuh seseorang dan menghidupkannya lagi. Tak hanya itu, Dajjal ahli neraka bisa memerintah bumi dan juga mampu menurunkan hujan.
Pada masa Dajjal, ahli neraka berkuasa, dunia akan dipenuhi dengan kecarut-marutan. Orang-orang Islam yang lemah imannya akan berbondong-bondong keluar dari agama ini.
Di saat kalut seperti ini Allah pun mengutus Al Mahdi, sosok yang dijanjikan Rasul akan membawa dunia menjadi tenteram dan Islam berada di masa kejayaannya.
Dajjal ahli neraka adalah fitnah besar, kita takkan pernah sanggup untuk melawan kengeriannya.
Bahkan dalam sebuah riwayat dijelaskan jika nantinya banyak muslim yang paginya masih teguh memegang Islam, namun sore harinya menjadi kafir setelah melawan Dajjal ahli neraka.
Relasi kedua:
Menurut saya kemunculan virus corona yang tiba-tiba seolah menunjukkan bahwa Allâh mengajarkan kepada hamba Nya untuk selalu mawas diri, waspada terhadap semua hal.
Kewaspadaan ini ditunjukkan dalam sikap dan perilaku sehari-hari.
Bagaimana menumbuhkan sikap dan perilaku ini tentu harus bermula dari keyakinan yang teguh dan mantap bahwa banyak hal yang gaib atau tudak terlihat oleh mata manusia namun bisa saja tiba-tiba Allâh munculkan bila waktunya telah tiba.
Pun demikian dengan Dajjal adalah sebuah isyarat bahwa Allâh meminta orang beriman untuk waspada meskipun ini sesuatu yang gaib tetapi mudah bagi Allâh untuk memunculkan nya kepada manusia.
Artinya ukuran kualitas seseorang manusia beriman dilihat dari seberapa kuat keyakinannya terhadap semua hal yang gaib atau tidak nampak.
Allâh seakan hendak menghapus sifat pongah dan sombong manusia yang selalu berpikir tentang sesuatu yang logis menurut akalnya padahal sebenarnya akal manusia terbatas memahami kekuasaan dan kebesaran Allâh ta’ala.
Relasi ketiga:
Ini yang terakhir, bila virus corona Allâh tidak memberi informasi atau petunjuk sebelumnya kepada nabi atau rasulnya namun begitu muncul menjadi wabah menimbulkan dampak yang besar.
Maka bila kemunculan Dajjal sudah diinformasikan melalui lisan nabi dan rasulnya Muhammad shollallahu ‘alaihi wa salam, menunjukkan kerusakan yang akan ditimbulkan kepada manusia dan orang yang beriman kepada-Nya jauh lebih besar dan dahsyat.
Corona adalah pertanda awal bagi kita khususnya yang beriman dan percaya kepada hal yang gaib untuk waspada dan bersiap menghadapi kedatangan Dajjal.
Ini artinya bagi saya semakin yakin dan seyakin-yakinnya bahwa ini adalah rangkaian skenario indah dari Allâh kepada hamba-Nya yang beriman untuk waspada dan bersiap diri.
Bila pun tidak terjadi pada diri kita (saya sangat berharap demikian), wajib memberikan informasi berharga ini kepada generasi penerus kita.
Bahwa janji Allâh akan menutup perjalanan hidup manusia dengan sebuah peristiwa besar yakni kiamat akan dimulai dengan kedatangan Dajjal.
Siapa yang diuntungkan? Tentu orang yang dari jauh hari waspada dan punya persiapan yang cukup yang mampu menghadapinya. Semoga bermanfaat.
(Penulis adalah trainer di Direktorat Jenderal Pajak, alumnus SMAN 2 Bandar Lampung angkatan 1996).