Jejamo.com, Tanggamus – Nelayan di Tanggamus mengeluhkan hasil tangkapan mereka menurun, sementara pedagang dan pembeli keluhkan langka dan mahalnya harga ikan, Sabtu, 16/1/2021.
Junaidi (47) nelayan bagan perahu yang biasa bersandar di Pelabuhan Pelelangan Ikan Tanjung Jaya mengatakan, dua bulan terahir hasil tangkapannya menurun drastis. Biasanya Junaidi bisa mengirim ikan hasil tangkapannya ke Kota Agung, namun sekarang untuk pembakul ikan lokal saja kadang tidak kebagian.
Hal senada juga disampaikan Uda Keling (65) nelayan pemilik bagan perahu. Menurutnya hasil tangkapan kadang tidak cukup memasok kebutuhan pembakul dan masyarakat lokal. Hasil melaut dalam semalam kadang tidak bisa menutupi biaya operasional.
“Saya heran dengan situasi laut sekitaran Teluk Semangka saat ini, padahal lautnya tenang, enggak ada angin dan gelombang besar, tapi hasil tangkapan kami sangat sedikit, sementara biaya operasional dalam semalam minimal Rp600 ribu, sehinga selalu merugi,” keluhnya.
Walaupun demikian dirinya bersama kru bagannya tetap melaut, meskipun risikonya harus berhutang. Karena terkadang hanya dapat satu bakul sekali melaut dan bahkan pernah tidak mendapatkan hasil sama sekali.
Di sisi lain, Mail, pembakul ikan keliling mengatakan, lantaran hasil nelayan berkurang maka harga jualnya di tingkat nelayan menjadi mahal. Biasanya ikan jenis kembung satu rentengnya dijual Rp20 ribu/10 ekor, sekarang naik sampai 100 persen.
“Sebagai pembakul keliling saya serba salah menyiasati harga jualnya, karena hawatir langanan kecewa dengan harga yang ditawarkan, kalau tidak berjualan ya tidak ada penghasilan,” ucapnya.(*)[Zairi]