Jejamo.com, Bandar Lampung – Wakil Ketua Fraksi PKS DPRD Lampung Ade Utami Ibnu mempopulerkan “Terkasih” .
Ini ia sampaikan saat menjadi narasumber diskusi soal Bandar Lampung di Fajar Surya Televisi (FSTV) di Jalan Perintis Kemerdekaan, Bandar Lampung.
Ade, yang namanya sering disebut menjadi salah seorang bakal calon wali kota Bandar Lampung, memopulerkan “Terkasih” saat dialog dipandu Rismayanti Borthon.
Apaan sih, Kang, “Terkasih” itu?
Ade mengatakan, “Terkasih” itu akronim dari tiga misi utama yang sedang ia gaungkan.
Ketiganya adalah pinter (pelafalan lazim dari pintar), kaya, dan bersih.
Ade bilang, warga Kota Bandar Lampung itu mesti dididik dan dibudayakan menjadi orang pinter. Pinter secara akademik, juga pinter secara emosional dan karakter.
Itu sebab, kata anggota dewan daerah pemilihan Bandar Lampung itu, ia mengedepankan program yang memintarkan warga.
“Saya punya Mobil Baca dan Rumah Baca. Ini penting agar cara berpikir warga kita maju. Jangan apa-apa cari pekerjaan, maunya jadi tenaga kerja sukarela atau yang sejenisnya,” kata dia.
Ade bilang begitu karena saban ketemu warga, banyak yang minta tolong bukakan akses pekerjaan di bidang pemerintahan.
“Saya malah senang dengan mereka yang ketemu saya dan paparkan ide kreatif untuk usaha. Kalau itu, bisa ketemu jalannya,” kata dia.
Maka, Ade memandang, pinter adalah hal utama yang hendak diperjuangkan.
Poin kedua dari akronim “Terkasih” adalah kaya.
Kaya, kata Ketua Umum pertama KAMMI Lampung itu, adalah hak semua warga. Menjadi kaya adalah hal yang mesti diperjuangkan.
Sebab, dengan kaya, orang punya kemampuan mencukupi semua kebutuhan.
“Kaya itu dibangun dengan cara pandang berbasis kepintaran kecerdasan. Mereka yang sudah tercerahkan, harus didorong menjadi kaya,” ujar alumnus Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unila itu.
Ihwal ketiga adalah bersih. Ade memandang, bersih menjadi faktor yang dirindukan masyarakat.
Dalam ruang lingkup yang mikro, lingkungan menjadi bersih adalah kebutuhan setiap warga. Ironisnya, banyak tempat di Bandar Lampung yang tidak bersih dan tidak sehat.
“Misalnya air buangan pembuatan tahu tempe acap menjadi masalah. Ini jadi tidak bersih.
Idenya adalah sebelum air buangan itu keluar, ia mesti diolah sehingga tidak mencemari lingkungan,” kata dia.
Di Bandar Lampung, ujarnya, belum terlihat usaha ke sana.
Sehingga, setiap kali ada usaha yang menghasilkan emisi atau buangan, selalu menjadi persoalan.
“Saya ingin kota ini bersih, dimulai dari tingkat RT, sehingga wajah kota bersih paripurna,” jelasnya.
Nama Ade Utami Ibnu santer disebut sebagai bakal calon wali kota Bandar Lampung. Kader PKS ini dinilai punya akses kuat ke beberapa elemen masyarakat di luar lingkungan kader PKS. [Andi Apriyadi]