Jejamo.com, Bandar Lampung
* MERAH PUTIH DI DENYUT NADI *
By : Kim Commanders
Lirih sang merah putih bertanya
Inikah sesungguhnya nya kita
Lahir tumbuh di tanah yang sama
Selalu saja saling berlaga..
Dimanakah Bhakti mu
Yang telah tertanamkan di jiwa..
Sang Hati pun enggan tuk berkata
Menatap tangis anak Bangsa
Tiada lagi tegur sapa
Pertikaian tak jua usai.
Haruskah kita semua
Terberai perlahan tak bermakna..
Ref :
INDONESIA semangat ku berjuang
SANG PERTIWI luas membentang
Harapan semua di tanah ini
Santun tulus ku kan mengabdi …
Karena Hati kita berbagi
Dan dari Hati kita peduli
MERAH PUTIH di denyut nadi
Bersama DAMAI kita kembali.
Lirik lagu diatas merupakan karya musisi asal Lampung Mr. Kim Commanders, yang kembali menciptakan lagu. Namun kali ini lagu yang diciptakannya bukan tentang kemanusian tetapi tentang perbedaan yang ada di Indonesia. Dalam lirik itu juga, menurut Kim, dirinya mengkritisi jelang pemilihan Kepala Daerah dan Pemilihan Presiden yang akan datang.
“Lagu “Merah Putih Di Denyut Nadi” trinspirasi dari para petinggi atau pejabat yang sekarang ini sering ribut yang efeknya dari keributan mereka dampaknya kemasyarakat bawah,” ujarnya Kim kepada Jejamo.com, saat ditemui dikediamannya, Kamis, 11/4/2018.
Kim mengibaratkan, lagu karyanya yang dibuat selama tujuh hari tersebut seperti dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung dalam artian suku apapun selagi masih di Indonesia diadalah warga Indonesia.
“Jadi harus saling bertegur sapa sesama warga Indonesia. Tapi, hal itu telah hilang, padahal bertegur sapa merupakan felosopinya orang Indonesia. Kalau boleh jujur dalam hati, apalagi disaat pilkada atau pilpres semua ingin merasa benar ujungnya efeknya ke masyarakat bawah juga,” jelasnya.
Dia mengungkapkan, pemilu bukanlah ajang kompetisi melainkan pengabdian diri untuk mencari sosok pemimpin yang dapat mengemban amanah dari rakyat.
“Kalau yang menang dalam pilkada itu harus dapat mengemban amanah dan jangan janji manis saja, janji itu harus dibuktikan. Sedangkan yang kalah harus menerima juga, kalau bisa yang kalah dapat memberikan solusi dalam mensejahtrakan rakyat,” paparnya.
Dia menambahkan, lirik lagu itu menyampaikan pesan moral dimana masyarakat Indonesia khususnya Lampung tidak lagi memandang perbedaan suku dan agama.
“Yang mau saya sampaikan dalam lagu ini, diharapkan semua kalangan masyarakat suku dan agama apapun bisa kembali damai, karena damai dari hati baik buat semua,” pungkasnya.(*)
Laporan Andi Apriyadi, Wartawan Jejamo.com