Jejamo.com, Bandar Lampung – Mitra Bentala, lembaga swadaya masyarakat, yang bergerak dalam penyelamatan dan konservasi pesisir laut dan pulau-pulau kecil di Lampung, prihatin dengan kondisi lingkungan di Bumi Ruwajurai.
“Kondisi bumi di Lampung makin hari semakin terdegradasi akibat pertumbuhan penduduk dan perkembangan pembangunan yang tidak terkendali,” ujar Direktur Mitra Bentala Mashabi, kepada jejamo.com, Jumat, 22/4/2016.
Mashabi mengatakan, hutan rusak dan krisis air mulai dirasakan. Terlebih saat menengok kawasan pesisir laut dan pulau-pulau kecil.
Ia menjelaskan, Mitra Bentala menyoroti ada 11 isu pengelolaan pesisir laut dan pulau-pulau kecil di Lampung yang tidak optimal, yaitu:
- Masih rendahnya sumberdaya manusia
- Belum adanya penataan ruang wilayah pesisir
- Pencemaran wilayah pesisir
- .Lemahnya penegakan hukum
- Degradasi habitat wilayah pesisir
- Kerusakan hutan mangrove
- Belum optimalnya pengelolaan perikanan tangkap dan budidaya
- Potensi dan objek wisata bahari belum dikembangkan secara optimal
- Rawan bencana alam, gempa longsor dan banjir
- Ancaman Intrusi air laut
- Belum optimalnya pengelolaan pesisir laut dan pulau-pulau kecil Lampung.
Menurut Mashabi, tidak heran jika bicara soal bumi dan lingkungan terus terjadi penurunan dan bahkan memprihatinkan.
“Penataan wilayah pesisir masih semrawut tidak tahu arahnya ke mana. Pencemaran oleh perusahaan terus terjadi, reklamasi laut tidak terkendali, penebangan mangrove terus terjadi, alih fungsi lahan, penumpukan sampah pantai, penangkapan ikan menggunakan bom dan potassium masih berlangsung,” jelasnya.
Mashabi menambahkan, terkait dengan hal itu tentunya dibutuhkan konsistensi kebijakan, keseriusan peraturan dijalankan oleh pemerintah.“Mitra Bentala berharap dengan adanya momen Hari Bumi mari kita semua untuk saling peduli terhadap keberlangsungan hidup generasi yang akan datang yang ada di bumi ini,” tandasnya.(*)
Laporan Andi Apriyadi, Wartawan Jejamo.com