Jejamo.com, Bandar Lampung – Julio Willy (26) kini telah berganti nama menjadi Muhammad Al Fatih Abdilah usai membaca dua kalimat syahadat di Pondok Pesantren Riyadhus Sholihin, Bandar Lampung yang dipimpin Ismail Zulkarnain, Selasa, (16/10/2019).
Pemuda asal Pelembang ini nampak penuh keyakinan saat dirinya berpindah keyakinan dari agama sebelumnya menjadi seorang muslim atau mualaf.
Hal itu terlihat ketika dirinya datang ke Ponpes Riyadhus Sholihin dengan penuh percaya diri dan keyakinan yang kuat bahwa ia ingin menjadi seorang muslim.
Namun sebelum membaca dua kalimat syahadat, pemuda yang kini tinggal di Jalan Gunung Krakatau, Telukbetung Selatan, Bandar Lampung ini bercerita mengapa ia ingin menjadi seorang muslim.
“Awalnya aku sering antar galon isi ulang di Ponpes Riyadhus Sholihin ini. Jadi sering ketemu dengan Abah Ismail (Pimpinan Ponpes Riyadhus Sholihin), setiap ketemu, Abah selalu mengatakan kapan masuk Islam. Walaupun awalnya abah bercanda,” ujar Fatih.
Saat mendapatkan tawaran masuk Islam itu, lanjut Fatih, bahwa dirinya tidak ingin dipaksa oleh siapa pun untuk berpindah keyakinan termasuk orangtuanya.
“Saya juga bilang sama Abah, saya nggak mau dipaksa waktu Abah menawarkan saya menjadi mualaf, itu sejak tiga bulan yang lalu. Saya mau masuk Islam dari hati bukan karena paksaan,” kata dia.
Seiring waktu berjalan, ia mengaku sering berkomunikasi dengan pimpinan ponpes tersebut untuk mencari dan belajar tentang islam mulai dari salat, baca Alquran dan lain-lainnya.
“Abah ini selalu mengatakan, bahwa Islam itu agama yang sempurna. Dari hal yang kecil saja seperti tidur, bangun tidur sampai masuk kamar mandi saja diatur dan ada doanya,” tuturnya.
Dia pun mengaku sebelum memutuskan menjadi seorang muslim, dirinya sempat bermimpi bertemu dengan Pimpinan Ponpes Riyadhus Sholihin.
“Semalam saya mimpi ketemu abah. Maka itu sekarang saya putuskan masuk Islam yang langsung dilakukan sama Abah,” terangnya.
Setelah mendapat informasi sedikit tentang Islam, kemudian dia memutuskan untuk menjadi seorang muslim yang dipimpin oleh
Pimpinan Ponpes Riyadhus Sholihin Ismail Zulkarnain dan beberapa saksi lainnya di musala ponpes setempat. [Andi Apriyadi]