
Militer Pakistan melakukan penjagaan sebuah lokasi tempat dibantainya tujuh orang polisi Pakistan saat melakukan penjagaan pemberian vaksin polio. | Reuters
Jejamo.com – Milisi Taliban dilaporkan telah membunuh tujuh polisi saat melindungi petugas kesehatan yang memberikan vaksin polio terhadap anak-anak di kota Karachi, Pakistan. Penasihat polisi setempat Ahmed Chinoy mengatakan mereka ditembaki sejumlah pria bersenjata yang mengendarai sepeda motor.
Ad Khawaja, kepala polisi Provinsi Sindh mengatakan, pihak berwenang telah mengidentifikasi kelompok yang bertanggung jawab atas serangan itu sebagai milisi Taliban.
Sementara itu, Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif Muhammad mengutuk serangan itu. “Para petugas mengorbankan hari mereka untuk mengamankan masa depan generasi kita yang akan datang. Seluruh bangsa akan melawan para pengecut ini dengan persatuan dan tekad yang kuat,” ujar Sharif seperti dikutip halaman CNN, Kamis, 21/4/2016.
Ehsanullah Ehsan, juru bicara Tehreek-e-Taliban Pakistan Jamaatul Ahrar (TTP-JA), kelompok yang berafiliasi dengan Taliban, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
“Serangan kami terhadap petugas dan badan-badan keamanan akan terus dilakukan dan serangan Karachi adalah kelanjutan dari perjuangan untuk mewujudkan pemerintahan Islam di Pakistan,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Sebelumnya TTP-JA juga mengaku bertanggung jawab atas serangan di sebuah taman di Kota Lahore bulan lalu.
Pekerja polio di Pakistan telah menjadi target kelompok militan Islam. Pada Januari, 14 orang, termasuk 13 polisi dan seorang polisi paramiliter tewas dan 25 lainnya luka-luka ketika seorang pengebom bunuh diri menyerang sebuah gerakan polio yang dikelola oleh masyarakat setempat.
Kelompok militan dipercaya menargetkan kampanye anti-polio di Pakistan selama beberapa dekade, dalam upaya untuk mengurangi pengaruh pemerintah dan mencurigai program tersebut diboncengi kepentingan Amerika.
Sebagaimana diketahui, pada tahun 2011, pejabat intelijen Amerika Serikat menggunakan program vaksinasi untuk membantu perburuan Osama bin Laden. Melalui program ini, CIA mengumpulkan sampel DNA dari keluarga pemimpin al Qaeda untuk memverifikasi kehadirannya di sebuah kompleks di Abbottabad, Pakistan.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, Pakistan adalah salah satu dari dua negara – termasuk Afghanistan di mana polio telah menjadi endemik.(*)
Tempo.co