Jejamo.com, Bandar Lampung – Komunitas Seniman Jalanan (Kosela) Lampung melakukan penggalangan dana bantuan untuk korban bencana alam di Palu, Sigi dan Donggala, Sulawesi Tengah, Sabtu, (13/10).
Kepedulian terhadap sesama dilakukan Kosela dengan cara mengamen di Warung Sego yang berada di Jalan Hos Cokroaminoto, Pahoman, Bandar Lampung.
Kosela menampilkan musik akustik dan menyanyikan beberapa lagu untuk menghibur para pengunjung di Warung Sego yang sedang makan.
Kegiatan para musisi jalanan tersebut, mendapat apresiasi positif dari pemilik Warung Sego dan pengunjung. Terlihat, usai menikmati makan siang, para pengunjung menyumbang dana ke dalam kotak kardus yang sudah disiapkan.
Saat penggalangan dana itu, nampak salah satu calon anggota legeslatif DPRD Provinsi Lampung dari Paetai NasDem Tampan Sudjarwadi bersama keluarganya yang sedang santap siang ikut menyumbangkan donasi untuk korban bencana.
Juga terlihat Ketua DPC PKB Kota Bandar Lampun Juanda dan beberapa orang pejabat lainnya turut menyumbang dan mengapresiasi kegiatan yang dilakukan para musisi jalanan.
Ketua Kosela Kim Commanders mengatakan, kegiatan penggalangan dana ini dilakukan, adalah bentuk kepedulian sesama guna membantu para korban bencana alam di Palu, Sigi dan Donggala, Sulawesi Tengah.
“Penggalangan dana untuk membantu saudara-saudara kita di Sulteng yang sedang terkena musibah. Mereka bukan hanya kehilangan harta benda tapi juga kehilangan keluarga, bahkan banyak korban jiwa akibat bencana alam,” ujarnya.
Kim menuturkan, donasi yang berhasil terkumpul selama tiga jam mengamen di “Warung Sego” sebanyak Rp1 juta. Donasi yang terkumpul selanjutnya akan disalurkan melalui lembaga-lembaga kemanusiaan untuk menyalurkan bantuan.
“Penggalangan dana akan kami terus lakukan. Bahkan dalam waktu dekat ini, rencananya ada penggalangan dana juga di Graha Surya Bandar Lampung,” tutur pencipta lagu “Children With No Land” ini.
Ia juga mengungkapkan, dirinya bersama Kosela saat ini sedang fokus untuk membuat taman baca dan galang donasi membantu sekolah-sekolah yang kondisinya rusak parah di Lampung.
“Karena kurangnya perhatian dan tidak dapat bantuan dari pemerintah daerah. Maka dari itu kami berinisiasi sendiri untuk galang dana,” tutupnya.(*)
Laporan Andi Apriyadi, Wartawan Jejamo.com