“Dengan kata lain, 1 dari 4 orang Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan. Ditambah persoalan mayoritas yang dihadapi oleh kelas buruh dan tak kunjung mendapat perhatian serius union busting,” ujar korlap aksi, Kristin, saat aksi di Adipura Bandar Lampung, Rabu (1/5/2019).
Menurut Kristin, sistem kerja kontrak dan outsourcing semakin membuat rendah nilai tawar buruh di hadapan penguasa. “Kondisi tersebut semakin diperparah dengan disahkannya program magang nasional oleh pemerintah,” urainya.
Kristin mengatakan prediksi perkembangan revolusi 4.0 di dunia serta prediksi pekerjaan yang akan segara digantikan secara digital oleh otomasi mesin Al dan big data.
“Hari ini beberapa negara maju mulai mengadopsi. Artinya, akan banyak menghempaskan buruh di belahan dunia maupun untuk bekerja di sektor informal dan membuat buruh akan semakin menghilang,” paparnya.
Persoalan klasik dalam sistem pendidikan yang belum merata terhadap rakyat. Anggaran untuk pendidikan yang semakin diperketat dan semakin mengarah pada mekanisme pasar, yang membuat biaya pendidikan semakin tidak bisa diakses oleh rakyat.
“Kebijakan yang melahirkan UKT yaitu Pasal UU 12 tahun 2012 tentang pendidikan tinggi merupakan legitimasi negara melepaskan tanggung jawabnya terhadap akses pendidikan untuk rakyat,” pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, ratusan buruh yang tergabung dalam Pusat Perjuangan Rakyat Lampung (PPRL) menggelar aksi dalam memperingati Hari Buruh di Tugu Adipura Bandar Lampung, Rabu (1/5/2019). [Andi Apriyadi]