Menjelang Ramadan ini, saudara-saudara kita yang bekerja di tanah Jawa ramai-ramai mudik ke kampung halaman di Lampung. Demikian pula sebaliknya, mereka yang beraktivitas di Lampung, mulai bersiap mudik di Pulau Jawa.
Mudik menjadi medium merawat silaturahmi. Dengan mudik, kita bisa bertahap muka langsung dengan sahabat dan kerabat. Mereka yang selama ini mungkin hanya bisa kita hubungi melalui ponsel, kini bisa bertemu langsung. Kadang teknologi mendekatkan yang jauh dan sebaliknya menjauhkan yang dekat.
Dengan silaturahmi ini akan terjalin ikatan kekeluargaan meskipun bukan sedarah. Sebab dalam Islam, semua muslim itu bersaudara.
Dalam konteks politik, silaturahami adalah sarana yang baik untuk mensosialisasikan gagasan kepada banyak orang. Ini adalah sarana di mana pemimpin memberikan pertanggungjawaban moral kepada rakyat. Sekaligus juga ajang warga memberikan pendapatnya untuk pembangunan di masa mendatang.
Bagi kami, kampanye atau dialog atau konsolidasi yang selama ini dilakukan tentu dalam konteks silaturahami. Benar bahwa tidak semua daerah di Lampung bisa kami jangkau karena keterbatasan waktu. Akan tetapi, jalinan silaturahmi itu memang kami rawat dengan baik, tak sekadar karena ada keperluan konstestasi politik.
Apa yang kami sampaikan juga adalah hasil kerja kami selama ini. Ada ukuran dan capaian yang bisa dilihat secara nyata. Dan kami membuka diri dengan masukan banyak pihak. Sebab, kami menilai, masukan itu adalah ide dan gagasan dari saudara-saudara sendiri.
Gagasan yang ingin membangun Lampung sehingga daerah ini menjadi lebih baik.
Maka itu, kami juga separuh tak percaya jika sampai sedemikian banyak yang datang ingin bertemu dengan kami.
Ini membuktikan ikatan silaturahmi itu memang terjalin hangat selama ini. Bukan sekadar ada momentum politik yang membuat kami dan warga bertemu.
Merawat silaturahmi ini urgen dalam membina hubungan yang lebih intens di masa depan. Memang kita membutuhkan perjuangan untuk merawat silaturahmi ini. Kita mesti memaksakan waktu agar bisa berjumpa dengan saudara-saudara di banyak daerah di Lampung.
Namun, ada kalanya, waktu itu memang benar-benar sulit dicari lantaran padatnya aktivitas pemerintahan. Dan itu mengharuskan kami hadir di dalamnya.
Walaupun begitu, kami pastikan, setiap jengkal daerah ini kami pantau dan ketahui apa saja kebutuhannya. Hanya saja, kita mesti memberikan prioritas kepada beberapa item yang menjadi pokok pembangunan.
Ramadan menjadi sarana yang baik bagi kita merajut silaturahmi. Kebetulan pula momen jelang konstestasi politik ini ada di bulan Ramadan.
Sehingga, semua kebaikan terkumpul di sini. Kebaikan dalam merawat silaturahmi dan kebaikan dalam meyakinkan warga bahwa kami sangat layak meneruskan pembangunan pada periode mendatang.
Sama seperti merawat silaturahmi yang membutuhkan waktu, membangun juga demikian. Kita butuh waktu yang cukup untuk menyelesaikan semua persoalan. Kita membutuhkan durasi yang lumayan agar hasil pembangunan itu bisa dinikmati banyak orang.
Setidaknya, silaturahami kami sepanjang Ramadan ini bisa meyakinkan segenap warga Lampung bahwa kans daerah ini menjadi lebih baik tetap ada. Dan trek yang sudah disusun itu memang mengarah ke sana.
Bahwa di sana-sini masih ada kekurangan, akan dievaluasi secara periodik dan akan ada perbaikan. Kami benar-benar bahagia bisa memaksimalkan Ramadan untuk merawat silaturahmi itu.
Bukan sekadar demi konstestasi, melainkan menjaga hubungan dengan sanak famili dalam arti luas di bumi Lampung yang kita cintai ini.(*)