Jejamo.com, Bandar Lampung – Kiper Legendaris Persatuan Sepak Bola Bandar Lampung (PSBL) Surahman alias Arahman (55), saat ini sedang menjalani perawatan intensif di ruang ICU Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM) Lampung.
Arahman adalah mantan kiper PSBL era 1970-1990-an. Ia kini dirawat di RSUDAM. Sudah satu minggu ia menjalani perawatan. Pada 1 September 2018 ia menjalani operasi.
Dokter memvonis legendaris kiper tersebut sakit struk, darah tinggi, dan komplikasi.
Sofiati (55) istri Arahman menjelaskan, sakit suaminya berawal saat dirinya hendak mengambil cacing menggunakan cangkul di belakang rumahnya Desa Negara Batin, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan.
“Tiba-tiba dia terjatuh dan sempat nggak sadarkan diri. Kemudian kami membawanya ke Rumah Sakit Bintang Amin selama tiga hari, lalu dirujuk ke RSUDAM,” ujarnya kepada Jejamo.com, saat ditemui di RSUDAM, Kamis, (6/9).
Lanjut Sofiati, setelah satu minggu perawatan dan pascaoperasi sang suami hingga sekarang belum sadarkan diri.
“Baru beberapa hari kemarin dia habis operasi di bagian kepalanya kerena gumpalan darah dan sudah dibuang oleh waktu operasi,” paparnya.
Menurut Sofiati, selama pengobatan pihak keluarga menggunakan Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan belum menerima bantuan apa pun dari pihak pemerintah.
“Kami gunakan KIS dan pakai biaya sendiri. Kalau dari pemerintah belum ada, paling batuan dari teman-temannya sewaktu bermain bola bareng,” kata dia.
Sofiati menceritakan, semasa suaminya masih aktif di bidang sepak bola, sempat mengantarkan Lampung lolos PON tahun 1996.
“Sudah nggak main bola lagi dia beralih jadi pelatih kiper, dia melatih di Persilat Lampung Tengah, Lampung FC, PSBL, PS Palembang dan paling jauh itu di Manokwari Papua selama satu musim,” tuturnya.
Dia pun berharap kepada pemerintah untuk memberikan bantuan untuk suaminya yang telah membawa Provinsi Lampung di ajang nasional.
Ia juga meminta kepada masyarakat untuk mendoakan agar suaminya sembuh.
“Kami sekeluarga nggak minta apa-apa dari pemerintah, diberikan perhatian dan doa saja sudah bagus. Tapi, kalau ada bantuan lainnya kami terima,” pungkasnya.(*)
Laporan Andi Apriyadi, Wartawan Jejamo.com