Jejamo.com, Bandar Lampung – Khatib Ustaz Bustomi Al-Jawy menjelaskan, jamaah Majelis Taklim An-Nahdlah menggelar salat Idul Adha 1439 Hijriah lebih awal berdasarkan dari hadis Rasulullah SAW.
“Terkait kewenangan baginda Rasulullah SAW Amir Mekah yang menetapkan tanggal 1 Dzulhijah yang kemudian tanggal 9 Dzulhijah adalah Arafah. Kalau ada yang mengatakan tidak berkaitan dengan tanggal waktu dan berkaitan tempat, itu menyelisihi aturan Nabi Muhammad SAW,” ujarnya usai ditemui salat Idul Adha di lapangan Radar Lampung, Selasa, (21/8).
Menurut Bustomi, semua kaum Muslim seluruh dunia seharusnya sudah menjalankan salatid hari ini.
“Karena untuk salat Idul Adha itu seharusnya tidak ada perbedaan seluruh di dunia. Sebab, dasar salat Idul Adha adalah berdasarkan dari hadis Rasulullah SAW,” kata dia.
Masih kata Bustomi, kalau Idul Fitri mungkin bisa berselisih karena ada soal rukyat Karena hilal masing-masing daerah dan negeri ketika mengikuti mazhab Imam Syafii itu dibolehkan rukyat.
“Ada potensi berbeda untuk Idul Fitri. Namun untuk Idul Adha Ini seharusnya itu satu,” paparnya.
Dia pun mengatakan, penetapan awal 10 Dzulhijah sebagai Idul Adha atau Qurban 1439 Hijriyah merujuk Mahkamah Ulya Arab Saudi yang menetapkan wukuf di padang Arafah jatuh pada hari Senin (20/8).
“Berdasarkan itu, penetapan dul Adha 1439 Hijriyah jatuh hari ini atau sehari lebih cepat dari penetapan pemerintah,” jelasnya.
Sementara itu, dia menambahkan, untuk penyembelihan hewan kurban, Jamaah Majelis Ta’lim An-An-Nahdlah akan melaksanakan pada Rabu, (22/8) atau bersamaan dengan Idul Adha yang ditetapkan oleh pemerintah.
Sebelumnya diberitakan, Jamaah Majelis Taklim An-Nahdlah Lampung menggelar salat Idul Adha 1439 Hijriah, di lapangan parkir radar Lampung, Bandar Lampung Jalan Sultan Agung, Kelurahan Sepangjaya, Kecamatan Way Halim, Bandar Lampung, Selasa, (21/8), pukul 06.30 wib.
Imam Ustaz Hammam Abdullah sedangkan Khatib Ustaz Bustomi Al-Jawy dan diikuti ratusan jamaah Majelis Taklm An-Nahdlah.(*)
Laporan Andi Apriyadi, Wartawan Jejamo.com