Jejamo.com – Sejumlah arkeolog kembali berhasil menerjemahkan dua teks Mesir Kuno yang ditulis pada daun papirus. Teks tersebut berisi mantra kuno untuk memanggil dewa-dewa dan roh jahat, kalimaat-kalimat itu juga dipakai sebagai jampi-jampi untuk mendapatkan cinta dan kekuasaan.
Mantra tersebut tidak secara spesifik menargetkan nama seseorang. Mantra itu ditulis sedemikian rupa sehingga siapa pun yang akan menggunakannya tinggal menyematkan nama orang yang akan menjadi target.
Sayangnya, pembuat mantra dalam bahasa Yunani, bahasa yang dipakai di Mesir saat itu tak diketahui.
Seperti diberitakan Livescience, Senin, 23/5/2016 lalu, Franco Maltomini dari University of Udine di Italia, peneliti yang mengungkap arti mantra Mesir itu, menjelaskan bahwa mantra cinta merupakan permohonan pada dewa-dewa gnostik, dewa dari agama kuno Mesir.
Ia menjelaskan, pengucap mantra harus membakar persembahan di sebuah pemandian dan menulis mantra di dinding pemandian itu. Salah satu kalimat mantra pemikat berisi permohonan pada dewa untuk membakar jantung perempuan yang menjadi target agar dapat mencintai si pemohon.
Mantra lain dengan target seorang laki-laki berisi kata-kata magis hingga laki-laki target mau melakukan apapun.
Bunyi salah satu mantra kira-kira begini: Aku bersumpah demi Bumi dan air, demi setan yang mendiamimu, dan saya memohon atas peruntungan pemandian ini, seiring kau menyala, bakarlah dia (nama perempuan) yang lahir dari (nama ibunya) hingga dia jatuh padaku.
Teks mantra pada papirus tersebut diperkirakan berumur sekitar 1700 tahun yang lalu.
Selain memuat mantra, bagian belakang papirus juga memuat ramuan yang digunakan untuk mengobati berbagai kondisi, termasuk sakit kepala dan kusta.
Teks daun papirus tersebut hanya sebagian kecil dari koleksi daun papirus Mesir yang ditemukan oleh Arkeolog Bernard Grenfell dan Arthur Hunt lebih dari 100 tahun yang lalu di kota Oxyrhynchus.
Lebih dari satu abad terakhir, para ilmuwan telah secara bertahap mempelajari dan menerjemahkan papirus. Banyak dari mereka yang sekarang dimiliki oleh Egypt Exploration Society dan disimpan dan dipelajari di Universitas Oxford di Inggris.(*)
Kompas.com