Jejamo.com – Hari ini, Senin, 2/5/2016 bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Penetapan ini sesuai dengan SK Presiden RI No. 305 tahun 1959, tanggal 28 November 1959. Mengapa Hardiknas jatuh pada tanggal 2 Mei?
Hardiknas diperingati sebagai salah satu bentuk penghargaan dan penghormatan atas lahirnya tokoh pejuang pendidikan Indonesia Ki Hadjar Dewantara. Beliau lahir pada 2 Mei 1889 dengan nama Raden Mas Soewardi Soeryaningrat yang berasal dari keluarga di lingkungan kraton Yogyakarta.
Inilah mengapa Hardiknas diperingati setiap tanggal 2 Mei, yakni untuk memberikan penghargaan kepada Ki Hajar Dewantara. Beliau juga diangkat sebagai Bapak Pendidikan Nasional Indonesia dan pahlawan nasional yang ke-2 oleh Presiden RI, Ir. Soekarno pada waktu itu.
Ki Hajar Dewantara merupakan orang yang sangat berjasa dalam dunia pendidikan Indonesia. Semasa kecil, beliau pernah menamatkan sekolah di Sekolah Dasar di ELS (Sekolah Dasar Belanda), kemudian melanjutkan ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera) namun karena sakit, akhirnya beliau tidak menamatkannya.
Bagian dari semboyan ciptaannya, tut wuri handayani, menjadi slogan Kementerian Pendidikan di Indonesia. Namanya diabadikan sebagai salah sebuah nama kapal perang Indonesia, KRI Ki Hajar Dewantara. Potret dirinya (pernah) diabadikan pada uang kertas pecahan 20.000 rupiah tahun emisi 1998.
Ki Hajar Dewantara sempat mendirikan lembaga pendidikan Taman Siswa. Filosofinya yang sangat terkenal dan menempel erat pada dunia pendidikan yakni “Ing ngarso sung tulodo, Ing madyo mangun karso, Tut wuri handayani” yang artinya “Di depan memberi teladan, di tengah memberi bimbingan, di belakang memberi dorongan”.
Setelah Indonesia merdeka, beliau diangkat menjadi menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan Pengajaran Indonesia dalam kabinet pertama Republik Indonesia. Ia juga mendapat gelar doktor kehormatan (doctor honoris causa, Dr.H.C.) dari Universitas Gadjah Mada pada tahun 1957. Namun Dua tahun setelah mendapat gelar Doctor Honoris Causa ini, tepatnya pada tanggal 28 April 1959 Beliau wafat di Yogyakarta.
Atas perjuangan Ki hajar Dewantara ini, beliau mendapat julukan bapak pendidikan Indonesia. Selanjutnya, setiap tanggal 2 Mei yang merupakan hari lahir Ki Hajar Dewantara diperingati sebagai hari pendidikan nasional. Hal ini tertulis dalam Surat Keputusan Presiden RI No. 305 tahun 1959 tertanggal 28 November 1959. Itulah sejarah singkat hari pendidikan nasional di Indonesia yang dikutip dari berbagai sumber. (*)