Jejamo.com, Bandar Lampung – Pemuda Palestina sekaligus aktivis kemanusiaan, Syekh Yahya Alnajjar, turut angkat bicara menyoal krisis air bersih dan listrik di Palestina serta teror bom di Mall Transmart Lampung sesaat setelah kunjungannya dalam penyerahan bantuan penggiat kopi Lampung pada ACT Lampung, Rabu, 16/5/2018.
Menurut Syekh Yahya Alnajjar, krisis air bersih yang terjadi di tanah kelahirannya, Palestina, dipicu oleh berbagai hal. Di antaranya adalah buruknya kualitas air yang diketahui menggandung kadar garam yang cukup tinggi.
Hal itu semakin diperparah dengan polusi air yang diakibatkan pestisida serta bahan kimia sisa amunisi perang karena konflik dengan israel yang tak berkesudahan.
Selain itu, berdasarkan keterangan Syekh Yahya Alnajjar, pihak israel juga kerap melakukan sabotase air dengan cara mengaliri air tinja ke berbagai penjuru Gaza. Seolah tidak puas dengan semua itu banyak sumber air dan sumur warga juga sengaja dihancurkan dengan tujuan membuat warga Gaza semakin terisolasi karena kekurangan air bersih.
Masih kata dia, warga Palestina juga mengalami krisis listrik sebab kurangnya sumber energi pada satu-satunya pembangkit listrik yang ada di Gaza.
Sehari-harinya warga Palestina hanya bisa merasakan akses listrik kurang dari 4 jam. Meski sudah mendapatkan berbagai bantuan persoalan krisis listrik disana tak kunjung selesai sebab proporsi kebutuhan listrik jauh lebih besar dari bantuan yang telah diupayakan.
Menyoal teror bom di Mall Transmart Lampung, ia mengatakan, hal semacam itu ada perilaku tidak terpuji.
Kata dia, Rasulullah Muhammad SAW tak pernah mengajarkan untuk membuat kekacauan terlebih sampai menghilangkan nyawa orang lain yang tak berdosa.
Syekh mengatakan, bentuk kepedulian dan solidaritas pada kaum muslimin di wilayah konflik seperti Palestina, Suriah, Libya, dan Mesir bisa dilakukan dengan cara damai lewat berbagai aksi kemanusiaan.
Syekh Yahya Alnajjar adalah pemuda Palestina sekaligus aktivis kemanusiaan yang melakukan upaya penggalangan donasi bersama ACT untuk mendistribusikan bantuan ke Palestina.
Sehari-harinya ia merupakan mahasiswa program pascasarjana jurusan fikih dan ushul fiqh di sebuah kampus di Malaysia.
Syekh yang hafal Alquran 30 juz ini selama 25 hari rencananya akan melakukan roadshow bersama ACT di berbagai penjuru Lampung demi menggalang donasi untuk Palestina.(*)
Laporan Esha Enanda, Wartawan Jejamo.com