Jejamo.com, New York – Hillary Clinton, kandidat calon presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat menolak menyudutkan Islam atas serangkaian teror yang tengah terjadi di dunia yang diduga dilakukan oleh militan ISIS.
Hillary mengatakan, penggunaan istilah “Islam Radikal” bagi para pelaku aksi teror tersebut tidak adil bagi kaum muslim di dunia dan AS khususnya.
“Istilah itu terdengar seperti sedang berperang melawan sebuah agama. Ini tidak adil kepada sebagian besar Muslim di negara kita dan seluruh dunia yang cinta damai,” ujar Clinton, seperti dikutip dari ABC, Senin, 7/12/2015.
Menurut Hillary, penggunaan kata itu justru akan memicu perpecahan dan akan menjadi bahan bakar kelompok radikal seperti ISIS.
“kata itu membantu menciptakan bentrokan peradaban yang menjadi alat rekrutmen bagi ISIS dan kelompok radikal lainnya yang mengatakan ‘Kami berperang melawan Barat, kalian harus bergabung,”jelasnya.
Sikap yang diambil oleh Hillary terkait hal ini seperti kebanyakan politisi Partai Demokrat di AS seperti Presiden AS Barack Obama.(*)
.