Jakarta, Jejamo.com – Sebuah aplikasi dengan nama I-Doser membuat heboh lantaran dikabarkan memiliki efek seperti narkotika. Bahkan Mentri Komunikasi dan Informasi Rudiantara harus terjun langsung guna memastikan kebenarannya.
Terkait beredar kabar tersebut Rudiantara mengatakan, pihaknya akan menelusuri lebih jauh aplikasi I-Doser untuk memastikan apakah aplikasi tersebut berbahaya atau tidak.
“Sebetulnya, I-Doser bukan dalam artian narkotika secara fisik, ya. Teman-teman di Kominfo sedang cek apakah aplikasi ini memberikan efek seperti hipnotis atau apa,” ujar Rudiantara saat ditemui di Balai Kota, Jakarta, Selasa 13/10/2015.
Ia mengatakan pendalaman terkait efek aplikasi tersebut tidak akan memakan waktu lama. Hari ini pun, kata Rudiantara, aplikasi tersebut tengah dievaluasi. “Kami harus konsultasi dulu dengan psikolog. Kalau memang berbahaya, ya akan kami blokir,” tambahnya, seperti dikutip CNN Indonesia.
Sementar dalam situs resminya, dijelaskan bahwa I-Doser menawarkan layanan stimulasi otak melalui gelombang suara. Beberapa testimoni yang dipajang dalam situs resmi tersebut menyatakan bahwa aplikasi ini dapat memengaruhi suasana hati.
“Saya melihat pola dan warna! Ketika sudah berhenti, saya tetap melihatnya selama 15 menit! Dan suasana hati saya pun sangat baik selama satu jam,” ujar salah seorang pengguna.
“Aplikasi ini yang terbaik karena Anda seperti terbang menyusuri pikiran Anda! Dan ketika semuanya selesai, saya merasa sangat tenang dan relaks. Saya tidak sabar mencobanya lagi!” kata pengguna lainnya.
Aplikasi I-Doser ini dapat diunduh di ponsel berbasis Android atau iOS. Pengguna komputer atau laptop pun bisa mendapatkannya dengan membayar sejumlah biaya untuk mendengarkannya.(*)
Jejamo.com, Portal Berita Terbaru Terpecaya