Jejamo.com – Berapa jam anda bekerja dalam sehari? Apakah 8-9 jam sesuai jam kerja, atau anda kerap melakukan lembur sampai larut malam? Jika anda masuk dalam kategori pekerja yang sering melakukan lembur, mulai sekarang berhati-hatilah dengan pola tersebut.
Pasalnya dari studi yang dimuat dalam jurnal “The Lancet” yang dikutip di laman tempo.co menunjukan, orang yang bekerja lebih dari 55 jam per pekan, lebih rentan terserang stroke ketimbang mereka yang bekerja dengan durasi standar 35-40 jam.
Mika Kivimaki, peneliti dari University College London, Inggris, dan koleganya menganalisis tentang pengaruh jam kerja panjang terhadap penyakit kardiovaskuler.
Riset ini melibatkan lebih dari 600 ribu orang dari Eropa, Amerika, dan Australia, merupakan salah satu riset terbesar yang dilakukannya.
Dari hasil riset itu menunjukan jam kerja panjang berpotensi merusak kesehatan, bahkan kematian mendadak yang dipicu. “Kondisi ini adalah hasil respons terhadap stres yang berulang-ulang,” ujar peneliti.
Laporan itu menyebutkan, semakin panjang jam kerja seseorang, risiko terkena stroke semakin tinggi. Orang-orang yang terbiasa bekerja dengan jam kerja panjang biasanya cenderung mengabaikan gejala saat kesehatannya terganggu.
Akibatnya, pencegahan dan penanganan penyakit stroke kerap terlambat. Bekerja lebih dari 55 jam per minggu juga meningkatkan risiko terkena insiden seputar penyakit jantung hingga 13 persen.
Peneliti mendeteksi perilaku yang membawa risiko tinggi pada kesehatan, seperti malas bergerak, tingginya tingkat konsumsi alkohol, dan stres, juga meningkatkan peluang serangan stroke.
“Para pekerja profesional seharusnya sadar bahwa bekerja dengan durasi panjang berhubungan dengan meningkatnya risiko stroke dan penyakit jantung,” kata Kivimaki.(*)