Jejamo.com, Bandar Lampung – Memasuki 25 hari tahun 2019, harga cabai merah anjlok sampai Rp7.000 per kilogram di Pasar Panjang, Panjang Selatan, Bandar Lampung.
Harga cabai merah di tingkat pedagang eceran rata-rata Rp7.000 per kilogram dan paling tinggi Rp13 ribu untuk kualitas super.
Beberapa pedagang mengaku turunnya harga cabai merah di luar perkiraan. Sebab, terjadi ketika musim hujan.
Malahan, pada Desember lalu, harga cabai merah di Medan mencapai Rp25 ribu per kg.
Seorang pedagang, Candra, mengatakan, harga cabai mengalami penurunan signifikan. Penurunan tersebut mulai dirasakan sejak dua pekan lalu.
“Harga cabai turun sejak dua minggu lalu dari Rp25 ribu menjadi Rp10 ribu,” ujarnya.
Candra menjelaskan tak seimbangnya suplai dan permintaan menjadi salah satu penyebab.
“Saat ini pasokan komoditas pertanian jenis ini sangat melimpah,” ucapnya.
Hal senada juga diungkapkan pedagang lainnya, Yanti. Ia menjelaskan anjloknya harga cabai merah karena stok melimpah dari penghasil cabai.
Menurutnya, memang saat ini cabai merah seiringan mengalami masa panen raya.
Hasilnya juga bagus dan memuaskan sehingga bisa menambah jumlah pasokan cabai di pasaran. Namun fakta di lapangan tidak sesuai dengan prediksi petani maupun pedagang.
“Permintaan cabai merah mengalami penurunan. Tidak salah bila kita harus mengambil langkah dengan menjual partai kecil seperti satu sampai tiga kilogram agar tetap laku terjual. Penjualan cabai dengan harga obral pun juga kita tempuh, yaitu Rp7.000 per kg,” ujarnya.
“Karena cabai ini enggak bisa awet, dan cabai juga mudah busuk, jadi harus segera terjual,” kata dia.
Menurut saya, dengan anjloknya harga cabai ini, kasihan para petani. Biar saja cabai naik, biar petani bisa kaya,” kata Yanti.
Ia berharap pemerintah segera menstabilkan harga cabai agar petani tidak merugI. [Timotius Kevin]