Jejamo.com, Bandar Lampung – Sejumlah guru tingkat SMA di Bandar Lampung kembali mengeluhkan adanya pungutan liar (pungli) di sekolah mereka masing-masing. Pungli yang terjadi merupakan pungli yang dikoordinir masing-masing sekolah.
Para tenaga pengajar diharuskan menyumbangkan sebagian penghasilannya melalui operator atau bendahara sekolah, untuk disetorkan ke Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung sebagai tanda terima kasih.
Banyak guru yang takut jika tak memberi, upaya mereka untuk mengambil gaji nantinya akan dipersulit. “Sumbangan ini inisiatif dari sekolah dengan mengharuskan para gurunya memberikan uang ke operator sekolah ataupun bendahara dengan nominal berkisar Rp 100 ribu. Mereka mengatakan dana itu akan diserahkan ke Disdik kota Bandar Lampung,” ujar salah seorang guru SMA di Bandar Lampung berinisial DL kepada jejamo.com. Rabu, 27/7/2016.
DL mengaku pungli ini sudah mulai ramai sejak berlangsungnya pencairan gaji ke-13 guru beberapa waktu lalu. “Sebelum cair, kami diimbau oleh bendahara sekolah untuk memberikan uang. Setelah cair kami diingatkan kembali supaya tidak lupa memberikan sumbangan yang telah diharuskan dengan jumlah nominal yang telah ditetapkan itu,” ujar DL.
“Kalau memang sumbangan kan berarti tidak ada unsur paksaan. Tapi kenapa para guru diharuskan untuk membayarnya dan ada ketentuan nominalnya lagi. Ini kan aneh,” tambahnya.
DL juga mengungkapkan, sekolah tempatnya bekerja telah mendata para guru dengan membuat list nama di selembar kertas. Masing-masing nama itu akan dicoret dari list jika telah membayar.
Sementara itu, Kasi PTK Dikmen Disdik kota Bandar Lampung, Ida Kartika yang dikonfirmasi jejamo.com hanya membantah singkat terkait adanya pungli di sekolah untuk diberikan ke Disdik kota Bandar Lampung. “Ga ada yang seperti itu, aduh saya mual ini sudah dulu ya mas,” katanya.(*)
Laporan Arif Wiryatama, Wartawan Jejamo.com