Jejamo.com – Fogging kerap dijadikan satu-satunya harapan warga jika di daerahnya ditemukan kasus demam berdarah dengue (DBD). Banyak masyarakat yang percaya fogging dapat memberantas nyamuk dengan asap beracun tersebut.
Namun pada kenyataaanya, foging bukanlah cara yang efektif. Hal ini diungkapkan oleh ahli parasitologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Profesor dr Saleha Sungkar, SpPar(K). Menurut Saleha Sungkar, nyamuk A.aegypti adalah jenis nyamuk yang telah mengembangkan rasa terhadap manusia dan pola hidupnya berbeda dari nyamuk lain.
Ia kemudian mencontohkan, ketika dibandingkan dengan nyamuk kerabatnya Aedes albopictus, A.aegypti lebih berhati-hati. A.aegypti akan memilih tempat yang kuat bau manusianya di dalam rumah sebagai tempat istirahat sementara A.albopictus istirahatnya di semak-semak.
“Aedes aegypti sangat suka bau manusia. Di mana yang ada bau paling keras? Ya di kamar tidur, di lemari, di pakaian yang menggantung. Ketika ada upaya fogging di jalanan atau di got nyamuk Aedes yang di kolong tempat tidur enggak mati. Oleh karena itu fogging sampai sekarang tidak pernah berhasil memberantas Aedes aegypti,” papar dr Saleha di Jakarta, Rabu, 17/2/2016. Seperti diktip dari Detik.com.
“Fogging sudah 25 tahun dilakukan sebagai kontrol Dengue di negara-negara ASEAN tapi angka kejadiannya tetap meningkat. Fogging membuat rasa aman yang palsu, orang senang aja karena sudah disemprot enggak ada nyamuk padahal yang mati nyamuk Culex, nyamuk got, Aedes aegypti-nya masih ada,” terangnya.
Saleha kemudian menjelaskan, cara yang paling efektif untuk memberantas nyamuk saat ini adalah dengan rutin menguras tempat penampungan air. Saran lain untuk menutup tempat penampungan air atau mengubur kaleng bekas.
“Kalau menutup enggak rapat dia bisa masuk malah jadi merasa terlindung,” ucapnya.(*)
Detik.com