SEPEKAN ini saya berusaha untuk disiplin, sebisanya, sekuatnya, menerapkan social distancing. Keluarga pun saya minta melakukan hal yang sama.
Hal itu bukan semata-mata karena ada imbauan pemerintah. Diminta-tidak diminta pemerintah, atau siapa pun, saya akan tetap melakukan social distancing.
Kenapa? Karena saya takut corona. Saya ulangi, saya takut corona.
Saya takut corona karena ia sangat berbahaya tapi saya tidak bisa melihatnya. Virus ini tidak kasat mata. Ia lebih-lebih dari hantu yang apa pun jenisnya masih bisa dilihat oleh orang-orang tertentu.
Karena tidak bisa melihatnya saya tidak bisa menghindarinya, padahal saya sama sekali tidak memiliki kesaktian apa pun untuk melawannya.
Karena tidak bisa menghindar jika ia datang, maka sebisanya saya mengurangi peluang bertemu dengannya. Inilah esensi social distancing.
Saya takut corona maka untuk sementara saya banyak di rumah, tidak bersalaman, menghindari keramaian, menjaga jarak, sering cuci tangan, dan memakai masker.
Saya takut corona, dan saya beriman kepada Allah SWT, Tuhan saya. Sebagai muslim, saya diajarkan untuk berikhtiar sekuatnya untuk menjaga kesehatan dan menjauhi penyakit, baru kemudian tawakal.
Sebagai muslim saya melakoni kaidah fikih yang diajarkan guru saya, “Dar’ul mafasid muqoddamu ‘ala jalbil masholih.” Menghindari kerusakan/keburukan lebih utama daripada meraih kebaikan/keuntungan.
Adalah baik untuk berkumpul dan bersilaturahmi. Tapi menghindari berkumpul karena berpotensi tertular penyakit, itu lebih utama.
Saya takut corona, karena saya mau tetap sehat. Saya tidak mau tertular dan kemudian menulari anak, istri, orangtua, sanak saudara, jiran-tetangga, serta sahabat-sahabat saya.
Saya takut corona. Kalau Anda tidak takut itu urusan dan hak Anda. Tapi ingat, corona juga tidak punya rasa takut. Ia tidak memilih. Ia tidak peduli dan tidak mempan dinegosiasi.
Corona tidak menulari orang berdasarkan level rasa takut. Corona bisa menulari orang yang takut atau tidak takut kepadanya.
Anda tidak akan terhindar dari kejaran corona hanya karena Anda tidak takut kepadanya. Camkan itu! []