REPORTER itu orang yang bekerja untuk media massa. Ia bertugas mencari, melaporkan, dan menulis berita. Salah satu aktivitas reporter yang paling kelihatan itu adalah mewawancarai narasumber.
Narasumber ini bisa siapa saja. Narasumber adalah orang yang memberikan penjelasan atau keterangan yang dibutuhkan oleh reporter tadi.
Reporter itu bahasa Inggris yang sudah dientri atau dimasukkan ke dalam bahasa Indonesia. Terjemahan bebas reporter itu adalah wartawan.
Dalam sebuah media massa, seperti koran, majalah, radio, televisi, portal berita internet, reporter ini ujung tombak. Dialah yang mencari banyak berita kemudian menuliskan atau melaporkan kepada media massa tempat dia bekerja.
Misalnya reporter situs berita mewawancarai kepala sekolah untuk mencari tahu bagaimana proses penerimaan siswa baru di sini. Reporter menanyakan banyak hal. Kenapa banyak hal?
Karena dia ingin menulis berita yang baru, penting, dan menarik untuk pembaca produk jurnalistik yang dihasilkan media massanya.
Menjadi reporter tidak boleh malu dalam bertanya. Ia harus punya keberanian dalam melakukan wawancara. Ia mesti tahu banyak hal agar pertanyaannya itu tajam dan penting.
Reporter yang baik harus mempunyai pengetahuan yang luas. Nah, kalau ini yang menjadi syarat utama, kira-kira Anda layak tidak jadi reporter?
Media massa tidak hanya dimiliki oleh perusahaan tertentu. Media massa, misalnya majalah dinding, buletin, atau tabloid juga bisa dihasilkan sekolah. Syukur-syukur sekolah Anda sudah punya media massa.
Apa gunanya ada media massa? Manfaatnya adalah agar orang mengetahui segala informasi yang baru, penting, dan menarik tentang sekolah Anda. Minimal semua warga sekolah, mulai dari siswa, guru, dan kepala sekolah bisa membacanya.
Tujuan lain adalah mengenalkan semua aktivitas sekolah yang menarik untuk dibaca kepada orang lain.
Kalau di sekolah Anda sudah ada web atau situsnya, itu hal yang bagus. Tinggal kini mengisi web itu dengan banyak berita.
Siapa dong yang menulisnya? Ya jelas Anda sebagai reporter sekolah, khususlagi yang sudah mendapatkan materi tentang ini saat MOS.
Reporter itu menulis apa? Reporter atau wartawan menulis berita. Apa sih berita itu?
Berita itu simpelnya adalah informasi yang baru, penting, dan menarik. Berita itu mengandung nilai publik. Artinya yang diwartakan atau diberitakan itu tentang masyarakat. Bukan gosip, kabar bohong, apalagi hoax. Amit-amit deh kalau sampai memproduksi hoax.
Acara MOS kita hari ini adalah informasi yang bisa ditulis dalam bentuk berita. Nanti bagaimana teknisnya sampai jadi berita, akan dibahas.
Berita seputar sekolah itu bisa macam-macam. Misalnya soal penerimaan siswa baru, profil kepala sekolah, profil siswa berprestasi, profil ketua OSIS, profil guru berprestasi, profil soal penjaga sekolah, profil kantin Anda, lomba-lomba yang dimenangkan kawan-kawan Anda, dan sebagainya.
Intinya adalah apa yang menjadi informasi itu kemudian kita tulis menjadi berita. Tentu menulis berita tidak seperti kita sedang menyalin bab di buku teks. Menulis berita tidak sama dengan mengarang bebas seperti fiksi.
Berita itu karya jurnalistik. Artinya, memang faktual atau benar-benar terjadi. Bukan sesuatu yang tidak pernah terjadi kemudian Anda tulis menjadi berita.
Secara umum, berita itu ditulis dalam gua gaya. Pertama namanya berita langsung atau dalam bahasa Inggris disebut straight news. Ada juga yang menyebutnya hard news. Sama aja.
Intinya adalah, berita langsung itu begitu orang membaca judul dan bagian awal, dia sudah mengerti intisari berita. Maka itu, dalam berita di media online, satu berita itu relatif pendek. Ia hanya berkisar seratusan kata. Enggak banyak kan?
Misalnya kamu mau nulis soal pelatihan jurnalistik kali ini, yang ditulis fokus tentang pelatihan. Nah, apa saja sih yang mesti ada dalam berita yang kita bikin itu?
Dalam berita langsung itu, ada beberapa unsur yang mesti ada dalam berita yang kita tulis. Unsur-unsur itu adalah what (apa peristiwa atau kejadian yang kita tulis.
Contoh: pelatihan jurnalistik dalam MOS. Kemudian who (siapa yang mengadakan acara ini. Misal: panitia penerimaan siswa baru atau pihak sekolah atau pihak OSIS. Kemudian yang lain when (kapandiadakan acara itu. Misalnya: hari Jumat, 12 Juli 201).
Unsur yang lain itu where (di mana peristiwa atau acara diadakan. Misalnya: acara diadakan di aula sekolah atau ruang kelas sekolah).
Yang lainnya ada why (mengapa kegiatan ini dilakukan, tujuannya apa). Misalnya, pelatihan jurnalistik bertujuan membekali siswa dengan pengetahuan tulis-menulis yang baik.
Diharapkan peserta menjadi tertarik menjadi jurnalis atau penulis di media sekolah. Kesemua kosakata bahasa Inggris tadi dikenal dengan 5W.
Ada satu lagi yaitu how. Yang mesti ditulis dalam how ini adalah bagaimana sih pelatihan ini berlangsung, apa saja yang diberikan oleh materi, bagaimana antusiasme peserta, apa harapan peserta, apakah ada praktik dalam pelatihan ini, dan sebagainya.
Nah, 5W dan 1H itu kemudian diramu menjadi sebuah berita yang lengkap.
Sekarang, bagaimana menuliskannya. Seperti apa cara menulis berita itu. Sejak SD kita mengenal pola kalimat SPOK, yaitu subjek, predikat, objek, keterangan. Itulah yang menjadi panduan kita.
Jadi, jangan ribet kalau disuruh menulis berita. Pakai saja pola SPOK itu.
Saya berikan contoh.
SMK Bumi Nusantara Wonosobo menggelar pelatihan jurnalistik yang diikuti siswa baru, Jumat, 12/7/2019. Acara digelar di aula sekolah setempat.
Kepala SMK Bumi Nusantara Wonosobo Musannip mengatakan, pelatihan ini bertujuan membekali siswa dengan keterampilan menulis. Dia berharap usai pelatihan, siswa mampu membuat tulisan yang menarik.
Tulisan itu, kata dia, akan ditayangkan di majalah dinding setiap minggunya.
Pemimpin Redaksi Jejamo.com dan GoMuslim.co.id Adian Saputra menjadi narasumber dalam pelatihan ini. Adian memberikan tips bagaimana menulis berita.
Ia mengatakan, menulis berita itu sama dengan merekonstruksi peristiwa. Maknanya, menulis kejadian atau peristiwa berdasar keterangan narasumber yang terpercaya.
“Berita yang ditulis itu faktual, artinya benar terjadi. Tidak boleh menulis sesuatu yang hoax,” kata dia.
Peserta tampak antusias mengikuti pelatihan ini.
Usai memberikan materi, Adian Saputra menugaskan peserta menulis berita. Baik tentang kegiatan ini maupun menulis berita tentang hal yang dialami kawan selama pelatihan. []
Itu contoh menulis berita.
Dalam teknik menulis berita langsung atau straight news, kita menulis kalimat yang simpel dan padat. Satu kalimat yang baik terdiri dari 8 sampai 14 kata. Ukurannya dinamakan Fog Index. Jadi, kalau menulis kalimat, tulislah pendek-pendek.
Kita boleh menulis berhalaman-halaman. Tapi setiap kalimat yang kita bikin, usahakan pendek-pendek. Konsepnya KISS: keep it short and simple. Bikin pendek dan sederhana.
Jika teman-teman bisa menulis berita dengan simpel, padat, dan berisi, berarti teman-teman layak menjadi reporter sekolah. Dan berarti juga pelatihan hari ini ada gunanya bagi Anda.
(Adian Saputra adalah pemimpin redaksi jejamo.com dan gomuslim.co.id)