Jejamo.com ,Tanggamus – Setelah dua tahun berlalu, tidak lagi terlihat ramainya warga mendatangi Dusun Sudimorobangun RT 006 RW 002, Pekon Sudimorobangun, Kecamatan Semaka, Kabupaten Tanggamus untuk sekadar melihat atau mengambil air dari sumur tiban di halaman rumah warga bernama Sunardi.
Sumur berukuran kecil dengan diameter 10 sentimeter dan dalam sekitar 1.5 meter itu airnya jernih, berbeda dengan air sumur warga yang mayoritas keruh. Sumur tersebut tiba-tiba muncul pada Rabu malam 27 Januari 2021, sehari sebelum meteor dikabarkan jatuh di Lampung.
Di awal kemunculannya, sumur tiban tersebut banyak didatangi orang. Ada yang penasaran ingin melihat langsung, sebagain percaya dengan hal-hal di luar logika.
Sunardi pemilik sumur tiban mengatakan, saat ini pengunjung yang datang sudah tidak lagi seramai awal ditemukan. Dalam seminggu hanya ada empat rombongan yang datang untuk meminta air sumur tersebut sebagai pengobatan alternatif. Meski demikian ia tetap merawatnya agar tetap terjaga.
“Warga yang datang rombongan berasal dari luar daerah seperti Metro dan Pesisir Barat. Untuk menjaga keamanan dan keaslian, saya buatkan rumah kecil untuk menghindari anak-anak bermain. Kami tetap melayani pengunjung yang datang meminta air untuk dibawa pulang, tidak ada tarif khusus namun banyak warga yang berbagi rezeki saat berkunjung,” jelas Sunardi, Sabtu, 14/1/2022.
Sunardi mengaku lebih nyaman sekarang dibandingkan saat ramai pengunjung dua tahun lalu. Dia bisa fokus bekerja sebagai buruh dan nyambi beternak kambing serta membuat batu bata di samping kediamannya.
Dirinya berujar, sebagai buruh serabutan dengan penghasilan tidak menentu, berharap berkah dan perhatian Pemkab Tanggamus agar dirinya masuk dalam data program pemugaran rumah dari Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Sunardi dan keluarga menempati rumah kayu yang sangat sederhana berukuran 6×6 meter.(*)[Zairi]