Jejamo.com, Lampung Utara – Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Lampura Yuzar mengklaim, kasus gizi buruk di Lampung Utara mengalami penurunan. Hal itu ia sampaikan dalam Advokasi Peningkatan Pencapaian Program Gizi di Aula Tapis Pemkab setempat, Selasa, 24/5/2016.
“Alhamdulillah gizi buruk menurun. Tahun 2014 ada 10 kasus, tahun 2015 turun jadi 3 kasus, dan tahun 2016 belum ada laporan,” ujarnya.
Efrizal Arsyad selaku Asisten III yang mewakili Bupati Lampura Agung Ilmu Mangkunegara mengatakan, pelaksanaan pembangunan sangat tergantung pada sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan andal. Untuk menciptakan SDM yang berkualitas, bergantung pada asupan gizi yang didapat sejak dalam kandungan.
“Pemerintah mencanangkan program nasional gizi masyarakat. Pemerintah memerlukan peran serta masyarakat dan stakeholder dalam pencapaiannya,” kata dia.
Sementara itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Gizi Masyarakat Kementrian Kesehatan, Dodi Izwardi, selaku pemateri memaparkan, acara ini mengacu Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi.
Di Indonesia, kata Dodi, terdapat permasalahan ganda terkait gizi yakni kelebihan gizi (obesitas) dan kekurangan gizi. Kasus yang mencuat di dunia saat ini adalah kekurangan gizi yang menyebabkan tubuh anak-anak menjadi pendek akibat ibu-ibu hamil yang kurang asupan gizi.
“Kriterianya adalah bayi yang dilahirkan mempunyai berat badan kurang dari 2.500 gram dan panjang kurang dari 48 cm. Di Indonesia timur, masih banyak penduduk yang mengalami kekurangan gizi. Di Lampung juga ditemukan. Karena itu, Indonesia Sehat merupakan tugas kita bersama,” tutup Dodi.(*)
Laporan Buhairi Aidi dan Lia, Wartawan Jejamo.com