Jejamo.com, Pesawaran – Warga Desa Pulau Legundi, Kabupaten Pesawaran sepertinya tak sanggup menceritakan detik-detik peristiwa tsunami yang merusak rumah warga hanya dalam waktu beberapa menit saja, pada Sabtu malam, (22/12/2018) lalu.
Hasan Basri (48) warga Desa Pulau Legundi, menceritakan tsunami yang terjadi di desanya. Hasan mengaku peristiwa tsunami tersebut terjadi begitu cepat.
Bahkan ia tak menyangka akibat kejadian itu barang-barang dan usahanya habis dibawa oleh arus air laut.
“Awalnya air laut masuk ke dalam rumah saya lewat lubang pintu angin. Pintu terkunci, tapi nggak lama pintu depan jebol didorong air dan akhirnya air masuk dengan ketinggian mencapai dua meter lebih,” terangnya saat ditemui di kediamannya, Sabtu, (5/1/2019).
Melihat air laut masuk ke dalam rumah, lanjut Hasan, dirinya bersama istri dan empat orang anaknya langsung naik ke loteng.
“Untungnya rumah saya ada lotengnya jadi kami semua selamat. Tapi barang-barang kaya TV, kulkas dan barang-barang lainya serta barang dagangan habis dibawa air,” paparnya.
Hasan juga mengungkapkan, saat berada di atas loteng mendengar suara air yang menghantam rumah tetangganya dan fasilitas lainnya sampai roboh dan hancur.
“Setelah itu saya lihat memang ada beberapa rumah yang hancur dan roboh. Tapi alhamdulillah rumah saya nggak rusak cuma barang saja yang hilang,” kata dia.
Tak hanya sampai di situ, menurut Hasan, peristiwa tersebut pun menelan korban jiwa. Salah seorang warga bernama Munir (44) meninggal dunia.
“Yang meninggal namanya Munir, dia kondisinya nggak bisa jalan, jadi kemungkinan kayaknya dia pasrah. Padahal keluarganya sudah mengajak untuk pergi tapi dia nggak mau. Dia ditemukan paginya dengan kondisi tertimpa lemari dan tertutup pasir laut,” pungkasnya. [Andi Apriyadi]