Jejamo.com, Bandar Lampung – Antisipasi penyebaran paham radikal seperti kelompok Gerakan fajar nusantara(Gafatar) perlu dilakukan sejak dini, agar tidak terjadi gejolak atau konflik social mengatasnamakan SARA.
Menurut tokoh pendidkan Lampung Prof. H. Bujang Rahman, sudah saatnya tokoh agama dan pengelola ormas terutama Islam membangun visi bersama untuk membangun kehidupan keagamaan di negara ini.
“Saat ini para pimpinan tokoh agama dan ormas harus lebih mementingkan persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia, diatas kepentingan pribadi maupun golongan,” ungkap Bujang Rahman yang juga wakil rector bidang akademik Unila ini, Kamis, 21/1/2016.
Bujang Rahman mencontohkan, seperti penetapan satu ramadhan dan satu syawal harus dibicarakan dengan baik jangan sampai membuat bingun umat, sehingga menunjukan pimpinanan umat Islam, ormas, dan tokoh tokoh Indonesia, mempunyai visi serta persepsi sama untuk kemudian dijadikan acuan atau refrensi umat.
Dari acuan tersebut, kata dia, nantinya dapat bisa menghadapi acuan dari pihak luar serta dapat mudah dieliminir. “Tapi kalau tokoh agama dan ormas tidak memliki rasa kesatuan, anak anak muda tidak mempunyai refrensi, sehingga memudahkan intervensi dari luar masuk,” bebernya.
Menghadapi paham radikal, mantan dekan FKIP ini menghimbau kepada anak muda khususnya umat Islam umumnya agar kembali pada tuntunan Alqur’an dan Hadist nabi ,dan melakukan koreksi divinisi devinisi keagamaan yang terlihat cukup sempit.(*)
Laporan Sugiono, Wartawan Jejamo.com