Jejamo.com, Bandar Lampung – Kepala SMK Sekolah Menengah Teknologi Industri (SMTI) Bandar Lampung Sulastri kepada jejamo.com menjelaskan beberapa hal terkait penerimaan siswa baru, Senin pagi, 7/5/2018.
Ia mengemukakan ini agar khalayak mengetahui detail perihal penerimaan siswa baru di sekolah.
Poin pertama yang dijelaskan Sulastri adalah uang pendaftaran sebesar Rp30 ribu.
Sulastri mengatakan, pengadaan uang itu tidak termasuk pungutan liar. Pasalnya, biaya sebesar itu memang ketentuan dari Kementerian Perindustrian sebagai instansi vertikal tempat SMTI bernaung.
Ia juga menjelaskan, peserta tes hari Minggu, 6/5/2018, adalah mereka yang lulus dalam tes tertulis sebelumnya di PKOR Way Halim pada 29 April 2018. Tes pada Minggu, 6/5/2018 adalah tes jasmani.
Sulastri menjelaskan, jumlah siswa yang mendaftar via Online ke Kementerian Perindustrian sebesar 2.500 orang. Namun, kata dia, yang lolos seleksi berkas sebanyak 900-an calon.
“Uang pendaftaran Rp30 ribu itu termasuk dalam pendapatan negara bukan pajak. Nominal itu seluruhnya disetor ke Kementerian Perindustrian,” ujarnya kepada jejamo.com.
Sulastri menambahkan, perihal map yang dijual pengurus OSIS setempat lebih pada inisiatif dan kreativitas anak-anak dalam berwirausaha. Map memang dijual anak-anak OSIS untuk kas.
“Map hanya dibedakan untuk peserta putra dan putri. Anak-anak kami menjual itu untuk memudahkan peserta tes sehingga tidak perlu mencari map ke luar kompleks sekolah. Lagipula harga jual map dari anak-anak kami tak selisih jauh dari yang di luar,” ujarnya.
Sulastri menuturkan, jika calon siswa hendak membeli map di luar kompleks sekolah juga diperkenankan.
“Soal map, tidak ada pemaksaan,” ujarnya.
Sulastri menjelaskan, pemilihan hari Minggu sebagai momen pendaftaran bertujuan agar tidak mengganggu jadwal kegiatan belajar calon peserta.
Sulastri mengakui, penjelasan ini ia lakukan supaya semua calon peserta atau calon siswa SMTI dan orangtua mengetahui detail perihal penerimaan siswa baru.
Ia juga tidak menampik adanya keberatan dari beberapa pihak perihal uang pendaftaran.
Maka itu, ia ingin menegaskan sehingga tidak ada dugaan bahwa sekolah melakukan pungutan liar.
Sulastri menginformasikan bahwa pemantauan terakhir dan wawancara akan dilakukan pada tanggal 12 Mei 2018.
“Sedangkan untuk daftar ulang utama akan kami adakan pada tanggal 14-18 Mei 2018. Dan pada 21 Mei 2018 agendanya pengumuman dan daftar ulang cadangan apabila ada,” pungkasnya.(*)
Laporan Esha Enanda, Wartawan Jejamo.com