Jejamo.com, Bandar Lampung – FKIP Unila menyenggarakan seminar nasional dengan tema transformasi pendidikan abad 21 menuju society 5.0 untuk mengantisipasi dan menyesuaikan dengan perkembangan dinamika perkembangan zaman.
Wakil Rektor 1 Unila Bidang Akademik Bujang Rahman membuka seminar ini di Hotel Bukit Randu, Sabtu 28/9/2019.
Bujang Rahman mengatakan, perkembangan peradaban manusia sangat dinamis yang dimotori revolusi industri mesin uap 1.0. Kemudian berkembang hingga sekarang disebut industri 4.0.
Jepang, kata Bujang Rahman, telah mengeluarkan pascakehidupan baru yang disebut society 5.0.
“Pendidikan itu pada dasarnya misi utamanya mencetak sumber daya manusia sebagai tenaga pembantu. Sebab itu, kualitas dan kualifikasi manusia harus mampu mengantisipasi perkembangan dinamika peradaban agar relevan dalam penyelenggarakan program lokal, nasional, dan global,” terangnya.
Menurut Bujang, jika terjadi kegagalan dalam menghadapai peradaban manusia saat ini, pendidikan tidak bisa berperan secara maksimal dalam rangka penyelengaraan kehidupan berbangsa dan bernegara, serta kehidupan global.
“Seminar ini akan jadi dedikasi pemikiran- pemikiran yang akan berkontribusi dalam penyelenggaraan pendidikan, baik di tingkat dasar dan pendidikan tinggi yang orientasinya menyiapkan SDM yang relevan kebutuhan perkembangan peradaban manusia,” urainya.
Ketua LP3M dan Tim pengembangan PPG Nasional Totok Bintoro menjelaskan, jika ingin menghasilkan hasil karya yang unggul, perlu dibawa dari generasi dari satu proses pendidikan, guru- guru yang unggul.
Maka itu, perlu diciptakan pendidikan yang unggul .
“Inilah yang akan menghasilkan generasi yang unggul. Apa pun yang terjadi dalam dunia ini, jika generasinya unggul, kita akan siap,” tuturnya .
Menghadapi 5.0, kata Toto tidak perlu risau. Sebab, Indonesi yang sudah mempunyai lima nilai yang terkandung dari Pancasila.
4.0 sudah terkandung dalam nilai-nila Pancasila namun hanya terlambat dalam publikasi, hingga didahului oleh Jepang.
“Kita terlambat, jadi Indonesia jangan rendah diri kita siap masuk era 5.0, kita yakini jika Pancasila sebagai falsafah bangsa dapat membawa negara menjadi jaya,” bebernya.
“Jika kita tidak hati-hati, kehidupan kita akan diambil alih oleh robot. Robot itu punya kehebatan tidak mudah lupa sementara manusia sebaliknya, tapi manusia punya perasaan sedangkan robot tidak.
Jadi society 5.0 menyiapkan generasi dengan memiliki kebijaksanaan melalui dunia pendidikan dan melalui pundak gurulah menghasilkan SDM cerdas tetapi tetap dilandasi dengan kebijaksaan,” kata dia.
Seminar nasional FKIP Unila memghadirkan tiga narasumber yakni Bujang Rahman, Sulistiyo Saputro (Ketua Program Doktor Pendidikan, IP UNS), dan Totok Bintoro. Ratusan peserta menjadi peserta seminar nasional ini. [Sugiono]