Jejamo.com, Kota Metro – Wibowo, sosok pemuda kreatif asal Kota Metro berhasil mengkreasi varian buah Naga Merah yang dikelola dengan cara organik tanpa menggunakan campuran bahan kimia sedikitpun.
Kepada jejamo.com, Sabtu, 12/3/2016, sosok pemuda yang kini mulai dikenal dengan nama Bowo Buah Naga mengatakan, awal mula ia memiliki pemikiran untuk membuat perkebunan buah naga yang kini diberinya nama Perkebunan Rezeki Jaya Organik tersebut adalah dari keinginannya untuk belajar hidup sehat dengan mengonsumsi jenis buah yang tanpa mengandung bahan kimia dalam pengolahannya.
“Ini bermula dari keinginan saya untuk hidup sehat. Dari situlah saya mulai berfikir gimana caranya saya bisa mendapatkan konsumsi buah yang tidak mengandung bahan kimia. Yang akhirnya saya memutuskan untuk menciptakan sendiri buah yang dikelola dengan cara yang sehat. Yakni dengan menggunakan pupuk organik dan tanpa ditambah dengan rangsangan bahan kimia sedikitpun,” kata bowo saat ditemui di perkebunannya.
Saat ditanya kenapa Ia memilih buah naga sebagai komoditas utama yang dikembangkannya? Hal itu menurutnya karena buah naga adalah salah satu jenis buah yang memiliki banyak akan kandungan yang sangat bagus untuk kesehatan tubuh.
“Buah naga ini banyak akan kandungan zat yang sangat bagus untuk kesehatan tubuh. Sudah buahnya banyak mengandung unsur kesehatan bila dikelola dengan cara yang sehat pasti akan lebih baik untuk kesehatan tubuh,” paparnya.
Pria kelahiran tahun 1988 ini mengawali usaha perkebunan buah naga sejak tahun 2013. Dan kini hasil buah naga organik miliknya sudah banyak dikenal oleh masyarakat luas.
Bahkan, bukan hanya masyarakat setempat yang mulai berkunjung ke lokasi perkebunannya untuk menikmati buah naga organik hasil budidayanya saat musim panen. Masyarakat Luar Kota Metro, seperti dari Lampung Timur, Lampung Tengah, hingga Bandar Lampung juga banyak yang telah mendatangi lokasi keperkebunannya.
”Dulu awalnya, sebelum banyak yang tahu perkebunan ini. Selama 2 tahun saya menjual hasil panen buah naga ini melalui media Online. Bahkan, saya dulu juga sempat menjajakkannya di trotoar pinggir jalan di Kota Metro. Dan waktu itu, malah banyak yang menganggap buah naga yang saya jajakkan terlihat murahan karena dijajakan di pinggir jalan. Tapi, sekarang setelah banyak yang mengetahui kelebihan dan keunggulan buah naga hasil budidaya saya ini jadi banyak yang datang langsung ke perkebunan setiap kali panen. Sehingga saya tak lagi perlu menjajakan di pingggir jalan,” ungkapnya.
Meskipun kini sudah banyak dikenal oleh masyarakat luas, namun Bowo mengaku masih tetap menjual buah naga miliknya secara online. Karena melalui media online lah awal mulai buah naganya banyak dikenal oleh orang. Dan pemasaran melalui media online juga dapat mencakup pangsa pasar yang sangat luas.
”Sampai saat ini, saya juga masih menjual secara online. Karena, tidak dipungkiri dengan perkembangan jaman, media online ini sangat membantu perkembangan usaha saya. Dan sekarang apa yang saya rasakan adalah kepuasan atas kerja keras saya selama merintis usaha ini,” ujarnya.
Selain kaya akan zat yang dapat menyehatkan tubuh, menurutnya buah naga juga memiliki peluang bisnis yang menjanjikan dan pangsa pasar yang juga bagus. Untuk saat ini, Bowo mengaku dari jumlah 1.200 batang buah naga yang ditanamnya dilahan seluas ¾ hektare yang berada di 21d, Yosomulyo, Metro Pusat, Kota Metro. Ia dapat memanen puluhan kuintal buah naga setiap 2 minggu sekali. Dan mampu menjualnya sekitar 200 kilogram (kg) per harinya dengan harga Rp25.000 per-kg nya.
”Sehari bisa menjual 200 kg. Per-kg nya Rp25 ribu. Buah saya sekarang selalu saya jual lebih mahal dari harga buah naga di pasaran, karena ini organik, yang membutuhkan cara perawatan lebih mahal dibandingkan dengan non organik,” paparnya.(*)
Laporan Wahyu, Wartawan Jejamo.com