Jejamo.com, Tulangbawang Barat – Untuk meningkatkan kinerja sektor pertanian serta mempertahankan swasembada pangan, pemerintah terus melakukan upaya modernisasi pertanian melalui penggunaan alat mesin pertanian (alsintan) di kalangan petani.
Langkah ini ditempuh dalam rangka efesiensi waktu dan biaya usaha tani sejak mulai olah lahan hingga panen. Alat-alat yang digalakkan meliputi bajak traktor roda empat untuk pengolahan lahan secara lebih cepat, mesin penanam padi (rice transplanter), pompa air untuk mengatasi dampak kekeringan, serta alat combain harvester untuk penanganan panen lebih.
Selain manfaat efesiensi waktu dan biaya, penggunaan alsintan merupakan jawaban atas kendala tenaga kerja atau buruh tani yang belakangan mulai langka di beberapa sentra pertanian. Meski begitu, sebagai hal baru, penggunaan alsintan dalam usaha tani mengalami kendala terutama terkait dengan teknis penggunaan dan perawatannya.
Oleh karena itu peningkatan kemampuan SDM dalam hal teknis penggunaan alat mesin dan perawatan menjadi hal yag sangat penting dilakukan. Langkah ini mengingat alat-alat yang diperbantukan pemerintah kepada petani merupakan alat mesin berteknologi cukup tinggi yang harganya cukup mahal. Tanpa penggunaan yang benar dan perawatan yang tepat akan berisiko merusak alsintan dan mengganggu produktifitas pertanian.
“Atas kebutuhan itu, Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Lampung sebagai Unit Pelaksana Teknis Pengembangan SDM Kementerian Pertanian untuk wilayah Sumatera Bagian Selatan gencar melaksanakan sosialisasi berupa pelatihan dan bimbingan teknis penggunaan dan pengelolaan alsintan agar bisa memberi manfaat lebih bagi petani,” ujar Ahmad Suryanto, Widyaiswara Kementerian Pertanian mendampingi Kepala Balai Pelatihan Pertanian Lampung, seperti dalam rilis yang diterima redaksi Jejamo.com, Senin, 16/4/2018.
Salah satu kegiatan tersebut dilaksanakan di Kabupaten Tulangbawang Barat dalam bentuk Pelatihan Teknis Tematik Pengelolaan Alsintan bagi 30 orang petani dan 30 orang penyuluh pertanian setempat. Kegiatan diselengarakan selama 5 hari (12-16 April 2018) di Balai Penyuluhan Pertanian Kecamata Tumijajar.
Menurut Ahmad Suryanto, materi-materi yang disampaikan meliputi dasar-dasar mekanik, penggunaan dan perawatan traktor roda empat, combain harvester, dan rice transplanter serta manajemen Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA). Pemateri terdiri dari orang-orang yang berkompeten baik praktisi maupun pelatih yang ahli di bidangnya. Pelatihan dilakukan dengan teori dan workshop secara langsung.(*)