Jejamo.com, Metro – Kota Metro yang bervisi sebagai Kota Pendidikan tidak hanya difokuskan pada penguasaan pendidikan akademik, namun juga berkebudayaan.
Hal tersebut dikatakan oleh Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disdikbudpora) Kota Metro Rifian Hadi, yang juga selaku Pimpinan Redaksi tabloid Buletin Budaya produksi dinas setempat.
Dijelaskannya, Kota Metro cukup memiliki destinasi pariwisata yang menonjol. Salah satu kebesaran Kota Metro yang belum cukup disadari adalah keberagaman suku dan etnik masyarakat di dalamnya, yang sebenarnya bisa menjadi acuan untuk mulai membuka kunjungan wisata di Kota Pendidikan.
Kebudayaan dalam konteks seni, imbuhnya, Disdikbudpora dan Dewan Kesenian Metro (DKM) bersepakat menelurkan program kursus seni bagi masyarakat khususnya Pelajar dan Mahasiswa.
“Ekspose kebudayaan khususnya di Kota Metro tidak hanya berbentuk kegiatan, festival, gelar seni dan sebagainya, pengadaan kursus pada cabang seni merupakan upaya untuk melestarikan sekaligus mempopulerkan,” terang Chepy, yang merupakan panggilan akrab Rifian Hadi, Sabtu, 13/2/2016.
Dikatakannya, kursus atau pelatihan cabang seni di Kota Metro meliputi tari (Lampung, Bali dan Jawa), teater, musik tradisional Lampung, seni rupa, penulisan puisi, essay hingga opini.
Kursus tersebut dinamakan Bakti Seni Metro, yang pengadaan kursusnya pada hari Senin-Minggu atau setiap hari pukul 14.30 Wib. Pelatihan dilakukan di Gedung Nuwo Budayo Kota Metro, dimulai pada 9 Februari 2016 hingga akhir Desember 2016 mendatang.
Program kursus seni, imbuhnya, merupakan pendidikan seni yang diterapkan secara terpadu. Pengadaannya merupakan kerjasama antara Pemerintah, pelaku seni (seniman) dan masyarakat, sebagai upaya untuk tetap menjaga, melestarikan sekaligus mempopulerkan kebudayaan beragam di Kota Metro.(*)
Laporan Tyas Pambudi, Wartawan Jejamo.com