Jejamo.com – Tidur memiliki pengaruh sangat penting bagi kesehatan tubuh. Dari kesehatan jantung, munculnya gejala kanker, diabetes, hingga depresi yang berkelanjutan, bisa diawali karaena masalah tidur.
Dari halaman Hufflingpost.com, Penelitian telah menunjukkan bahwa empat dari sepuluh orang di Inggris Raya tidak cukup tidur dan satu dari lima orang tidur buruk hampir setiap malam. Menurut laporan tersebut, tidur meyebabkan keluhan kesehatan yang paling umum kedua setelah sakit yang lain.
Berikut empat fakta bahwa pola tidur yang buruk sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh kita.
- Kualitas Tidur yang Buruk Menjadikan Jantung Tidak Sehat
Laporan itu menunjukkan bahwa kekonsistenan tidur yang buruk telah dikaitkan dengan peningkatan risiko tekanan darah tinggi, penyakit jantung koroner, stroke, dan kematian.
Para peneliti berpikir, rutinitas lama tidur pendek dapat meningkatkan tekanan darah 24 jam, denyut jantung, retensi garam, dan aktivitas sistem saraf simpatik yang semuanya dapat menyebabkan hipertensi.
- Kualitas Tidur yang Buruk Menyebabkan Kita Lebih Sulit Berhenti Merokok
Kualitas tidur yang buruk menyebabkan kita sulit berhenti merokok. Sebab, kurang tidur dapat merusak perhatian dan kognisi serta mengubah keinginan, yang mempengaruhi suasana hati sang perokok.
- Kerja Shift Malam hingga Menyebabkan Kurang Tidur Ternyata Berbahaya
Laporan ini mencatat bahwa bukti yang menghubungkan kerja shift, tidur yang terganggu, dan risiko kanker. Pemimpin Organisasi Kesehatan Badan Internasional Dunia untuk Penelitian Kanker mengeluarkan peringatan: “Kerja shift yang melibatkan gangguan sirkadian mungkin karsinogenik pada manusia.”
- Tidak Cukup Tidur Berisiko Sama seperti Meminum Alkohol
Penelitian menemukan bahwa orang yang bergadang atau terjaga setelah 17 jam mirip dengan efek dari konsentrasi alkohol dalam darah, 0,05 persen setelah 24 jam tidak tidur, dan setara sekitar dengan BAC dari 0,1 persen.
Semua hal tersebut bisa dihindari dengan selalu menaati jadwal tidur tepat waktu. Selain itu, pola tidur yang baik haruslah dibiasakan sejak remaja.(*)
Tempo.co