Jejamo.com, Bandar Lampung – Sejumlah sopir angkutan umum berharap Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung Arinal Djunaidi dan Chusnunia Chalim memperhatikan nasib mereka.
Hubungan antara angkutan online dan angkutan offline kian merenggang karena perebutan lahan mengais rupiah.
Dengan sudah dilantiknya pemimpin provinsi Lampung yang baru, kini harapan baru hadir di wajah-wajah sopir angkot.
Mereka mengeluhkan sulitnya mendapatkan penumpang dan bensin untuk jalur Rajabasa-Natar karena beberapa oknum yang menimbun bensin.
Demikian yang disampaikan Saiful (47), sopir angkot, kepada jejamo.com.
“Untuk makan setiap hari pun kami susah karena penumpang sepi,” ujarnya.
Lelaki paruh baya itu menuturkan inginnya ada pembagian lahan seperti dulu, yang mana ojek itu dari gang ke dalam, dan jalan raya itu tempatnya angkot.
Tapi sekarang sudah terkikis juga dengan kendaraan roda empat online.
Upaya pemerintah sangat dinanti-nanti untuk membantu menyelesaikan masalah ini.
Hal serupa juga dirasakan Alex Sumantri (52), sopir angkot lainnya. Kata dia, perubahan drastis karena adanya aplikasi angkutan online.
Alex mengaku tidak bisa menggunakan teknologi smarphone. Itulah yang membuatnya tetap menarik penumpang secara offline dengan angkot biru jurusan Rajabasa-Tanjungkarang.
Ia memiliki harapan besar kepada pPemprov untuk memperhatikan nasib para pengemudi angkutan offline. [Marisa Tri Junita]